dianrakyat.co.id, Jakarta – Kasus demam berdarah dengue (DBD) semakin meningkat di Indonesia. Data Kementerian Kesehatan RI menunjukkan kasus mencapai 35.556 pada minggu ke-11 tahun 2024. Hingga saat ini, korban meninggal mencapai 290 orang.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), demam berdarah merupakan salah satu ancaman terbesar terhadap kesehatan masyarakat di dunia. Termasuk Indonesia, negara yang sangat berbahaya.
Demam berdarah dengue juga dikenal sebagai penyakit virus yang menyebar dengan cepat melalui nyamuk dan merupakan ancaman serius bagi kesehatan masyarakat.
Lonjakan kasus DBD musim ini terjadi menjelang Ramadhan. Kali ini tidak lepas dari tradisi mudik, pulang kampung. Hal ini patut menjadi perhatian besar, karena seseorang tidak hanya dapat tertular demam berdarah, namun jika tertular penyakit tersebut juga dapat menularkan penyakit demam berdarah.
Ketika seekor nyamuk menggigit seseorang yang memiliki virus demam berdarah dalam darahnya, nyamuk tersebut akan terinfeksi virus demam berdarah tersebut. Nyamuk yang terinfeksi dapat menularkan virus ke orang sehat melalui gigitannya.
Pendiri dan CEO Alodokter Suci Arumsari dalam siaran persnya, Kamis, 28 Maret 2024 mengatakan, “DBD tidak menular langsung dari orang ke orang, dibutuhkan nyamuk untuk menularkan virus demam berdarah tersebut.”
Suci mengatakan, kasus DBD lebih banyak terjadi di wilayah padat penduduk seperti perkotaan. Ini termasuk taman dan taman bermain dalam ruangan, yang memiliki risiko tinggi untuk melihat Aedes aegypti.
Daerah berpenduduk padat berisiko karena nyamuk demam berdarah dapat terbang ratusan meter untuk mencari wadah berisi air untuk bertelur. Dan beberapa nyamuk di dalam rumah menimbulkan banyak kebisingan.
“Untuk itu penerapan 3M Plus (pembersihan sumber air, penutupan sumber air, dan pengembalian bahan-bahan yang tidak terpakai, serta pencegahan gigitan dan pertumbuhan nyamuk) sangat diperlukan untuk mencegah penyakit DBD, dan dengan tujuan untuk mencegahnya. hari ini dengan vaksinasi.”
Menyikapi meningkatnya angka kejadian DBD, PT Takeda Innovative Medicines dan Alodokter mengumumkan kerja sama.
Kemitraan ini dijalin kedua perusahaan sebagai wujud komitmen dan partisipasi aktif dalam upaya memerangi demam berdarah di Indonesia.
Kolaborasi ini dapat dilihat dalam banyak kegiatan dan proyek. Baik itu tenaga kesehatan, masyarakat maupun pekerja untuk mengendalikan dan mencegah penyebaran DBD.
CEO PT Takeda Innovative Medicines, Andreas Gutknecht, mengucapkan terima kasih atas komitmen yang ditunjukkan Alodokter untuk bersama-sama mengkaji permasalahan dan pencegahan penyakit demam berdarah.
“DBD adalah penyakit yang mengerikan, dan saat ini belum ada pengobatan khusus untuk demam berdarah – pencegahan adalah tujuan utama. Baca lebih lanjut tentang demam berdarah, pencegahan dan pengobatannya.
Kemitraan dengan Kementerian Kesehatan dan kampanye bersama #Ayo3MplusVaksinDBD telah terkonfirmasi. Program ini mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk menerapkan 3M Plus secara rutin untuk mengurangi populasi nyamuk. Bicarakan dengan dokter Anda tentang intervensi suntikan baru.
Andreas juga menekankan perlunya peningkatan pengetahuan tentang demam berdarah dan langkah-langkah inovatif untuk pencegahan demam berdarah.
“Masih banyak kesalahpahaman mengenai risiko, tingkat keparahan, dan pencegahan demam berdarah. Di Indonesia, semua orang rentan terkena demam berdarah, tanpa memandang usia, tempat tinggal, dan gaya hidup.”
Infeksi DBD terutama menyerang penduduk usia kerja dan merupakan penyebab utama kematian pada anak. Perlindungan melalui vaksinasi direkomendasikan oleh kelompok medis tidak hanya untuk anak-anak tetapi juga untuk orang dewasa.
“Jadi, mari kita perkaya pengetahuan tentang demam berdarah dan pencegahannya melalui sumber-sumber terpercaya, untuk melindungi diri kita dan orang yang kita cintai. Kita bisa melawan demam berdarah dengan mencapai tujuan pemerintah India untuk ‘bebas dari demam berdarah pada tahun 2030’,” pungkas Andreas. .