dianrakyat.co.id, Jakarta – Kabar duka datang dari CEO Marugame Udon Indonesia, Hajime Kondoh atau yang akrab disapa Papa Udon. Papa Udon meninggal setelah lima tahun berjuang melawan kanker.
Saat pemakaman suaminya, istri tercinta, Fanny Kondoh, mengumumkan bahwa mereka telah bersama selama delapan tahun, lima tahun terakhir ditandai dengan perjuangan melawan kanker tanpa keluhan Papa Udon.
Fani mengenang suaminya: “Kondosan (nama sayang Papa Udon) menderita kanker yang sangat mematikan, kanker kandung kemih. Tapi dia tidak pernah mengeluh sakit.” Apa itu kanker kandung kemih?
Kanker kandung kemih merupakan jenis kanker yang paling umum terjadi, terutama pada pria. Menurut Mayo Clinic, kanker ini dimulai pada sel-sel di kandung kemih, organ yang mengisi kandung kemih, otot-otot di perut bagian bawah yang menyimpan urin sebelum keluar dari tubuh.
Menurut National Cancer Institute, kanker ini terjadi ketika sel-sel di prostat mulai tumbuh di luar kendali. Pada tahap awal, kanker ini mungkin hanya terbatas pada usus besar. Namun jika tidak ditangani dengan cepat, sel kanker dapat menyebar ke jaringan yang lebih dalam dan bagian tubuh lainnya. Apa saja gejala awal kanker kandung kemih?
Kanker kandung kemih bisa menjadi ancaman serius jika tidak terdeteksi sejak dini. Darah dalam urin adalah salah satu gejala paling umum yang terkait dengan kanker kandung kemih tahap awal.
Namun perlu diingat bahwa tidak semua masalah darah pada urin disebabkan oleh kanker kandung kemih, karena ada hal lain yang dapat menyebabkan masalah ini.
Darah dalam urin, yang disebut hematuria, bisa menjadi tanda awal kanker kandung kemih, menurut Klinik Cleveland. Warna urin bisa berubah menjadi merah atau ungu, seperti warna cola. Namun, dalam beberapa kasus, urin tampak normal, dan darah hanya ditemukan pada pemeriksaan laboratorium.
Selain darah pada urin, masih banyak gejala lain yang harus diperhatikan sebagai gejala kanker kandung kemih. Menurut Mayo Clinic, gejala awal kanker kandung kemih meliputi: Frekuensi buang air kecil: Anda mungkin merasa ingin buang air kecil lebih sering dari biasanya, meskipun jumlah urinnya sedikit. Nyeri saat buang air kecil: Rasa terbakar atau nyeri saat buang air kecil bisa menjadi salah satu gejala kanker kandung kemih. Sakit punggung: Beberapa orang mungkin mengalami sakit punggung, yang mungkin merupakan gejala kanker kandung kemih yang tidak terdiagnosis.
Kanker kandung kemih merupakan salah satu jenis kanker yang berbahaya karena sering kali luput dari perhatian hingga timbul gejala. Apa sebenarnya penyebab kanker ini?
Kanker kandung kemih dimulai ketika sel kandung kemih mengalami mutasi atau mutasi pada DNA mereka, kata para ilmuwan. DNA ini bertindak sebagai panduan bagi sel untuk tumbuh dan berfungsi dengan baik.
Namun ketika mutasi terjadi, sel-sel tersebut berkembang biak secara tidak terkendali dan membentuk tumor. Menurut Mayo Clinic, tumor dapat menyebar ke bagian tubuh lain seiring berjalannya waktu (disebut metastasis).
Meskipun perubahan sel merupakan awal dari kanker, para peneliti masih belum mengetahui mengapa hal ini terjadi. Namun, menurut Klinik Cleveland, banyak faktor risiko kanker kandung kemih telah teridentifikasi.
Salah satu faktor risiko terbesar adalah asap rokok. Menurut penelitian, merokok melipatgandakan risiko kanker kandung kemih. Tidak hanya perokok, mereka yang terpapar asap rokok (hanya merokok) juga memiliki risiko terkena kanker. Artinya tidak hanya rokok saja, rokok dan tembakau pipa juga mempunyai efek yang sama.
Radiasi juga dapat menyebabkan kanker kandung kemih. Mereka yang menerima terapi radiasi untuk penyakit kanker lain memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker kandung kemih. Hal ini menjadikannya penting untuk memantau kesehatan Anda setelah terapi radiasi.
Meski kemoterapi merupakan salah satu cara untuk mengobati kanker, beberapa obat kemoterapi justru dapat meningkatkan risiko terkena kanker kandung kemih. Ini adalah salah satu efek samping yang harus diperhitungkan selama pengobatan kanker.
Hal lain yang perlu diwaspadai adalah paparan obat-obatan tertentu. Orang yang bekerja di industri yang menggunakan bahan kimia pada pewarna, karet, kulit, pewarna, pakaian, dan produk perawatan rambut mungkin memiliki peningkatan risiko terkena kanker kandung kemih. Penggunaan obat ini dalam jangka panjang dapat menyebabkan perubahan fungsi sel.
Orang dengan kanker kandung kemih memiliki risiko lebih tinggi terkena jenis kanker kandung kemih yang disebut karsinoma sel skuamosa. Infeksi berulang dapat menyebabkan rasa gatal kronis, yang lama kelamaan dapat menyebabkan kanker.
Selain itu, bagi mereka yang membutuhkan kateter dalam jangka waktu lama, risiko terkena kanker usus besar juga meningkat. Menggunakan kateter lama dapat menyebabkan iritasi pada dinding kandung kemih, yang lama kelamaan dapat menyebabkan kanker.
Kanker kandung kemih adalah jenis kanker yang serius dan seringkali menimbulkan tantangan serius terhadap kualitas hidup korbannya. Banyak orang ingin tahu, berapa lama penderita kanker kandung kemih bisa hidup setelah didiagnosis?
Menurut angka dari Cancer Research UK, tingkat kelangsungan hidup penderita kanker kandung kemih sangat dipengaruhi oleh stadium kanker pada saat diagnosis. Untuk tahap 1, sekitar 80 persen pasien bertahan hidup lima tahun atau lebih setelah diagnosis.
Pada tahap ini, kanker mulai menyerang sel-sel di dasar kandung kemih. Artinya, jika terdeteksi sejak dini, peluang untuk bertahan hidup sangat tinggi sehingga memberikan harapan bagi banyak orang.
Namun, seiring dengan berkembangnya stadium kanker, angka harapan hidup pun menurun. Pada stadium 2, sekitar 45 persen penderita bisa hidup lima tahun atau lebih. Pada tahap ini, kanker telah menyebar jauh ke pembuluh darah di dinding kandung kemih, sehingga menyulitkan pengobatan.
Ketika kanker mencapai stadium 3, prognosisnya menjadi lebih buruk, dengan sekitar 40 persen pasien bertahan hidup selama lima tahun atau lebih. Pada tahap ini, kanker sudah mulai menyerang lemak di sekitar kandung kemih dan kemungkinan menyebar ke organ terdekat seperti prostat atau rahim.
Sayangnya, di level 4, tingkat kelangsungan hidup menurun secara signifikan. Sekitar 10 persen bertahan hidup lima tahun atau lebih.
Pada tahap ini, kanker telah menyebar ke lapisan lambung atau usus, serta pembuluh getah bening, dan mungkin telah menyebar ke tulang, paru-paru, atau hati. Statistik terperinci mengenai tahap 4 tidak tersedia, terutama mengingat usia korban.
Secara keseluruhan, untuk semua stadium kanker kandung kemih, sekitar 75 persen pasien bertahan hidup setidaknya satu tahun setelah diagnosis.
Jumlah ini sedikit menurun, dengan lebih dari 50 persen pasien bertahan hidup selama lima tahun atau lebih, dan 45 persen bertahan hidup lebih dari sepuluh tahun setelah diagnosis.
Meskipun angka-angka ini memberikan gambaran umum, penting untuk diingat bahwa setiap orang memiliki pengalaman unik dalam menghadapi kanker.
Faktor-faktor seperti kesehatan umum, respons terhadap pengobatan, serta faktor emosional dan sosial dapat memainkan peran penting dalam perjalanan kesehatan seseorang setelah diagnosis kanker kandung kemih.