0 0
Read Time:3 Minute, 51 Second

dianrakyat.co.id, Sigit Reliantoron, Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) DKI Jakarta, mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia biasanya didorong oleh bisnis korporasi dari berbagai industri yang didukung oleh pembangunan.

“Peran perusahaan dalam pembangunan merupakan hasil proses adaptasi dan inovasi, terutama ketika dihadapkan pada dinamika perekonomian yang semakin sulit,” kata Sigit dalam keterangan yang diterima, Senin (30/9/2024).

Selain aktivitas bisnis berbagai perusahaan, menurut Sigit, komitmen terhadap program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) yang ditujukan kepada berbagai pemangku kepentingan merupakan langkah fleksibel dalam mendukung aktivitas bisnis perusahaan.

“Kami berkumpul hari ini untuk merayakan komitmen luar biasa perusahaan yang telah memasukkan tanggung jawab sosial ke dalam strategi bisnisnya,” jelasnya. Manajemen bisnis

Menurut Sigit, pengelolaan sosial dan lingkungan yang dilakukan perusahaan menggugah seluruh lingkungan usaha untuk beradaptasi dalam pelaksanaan kegiatan sosial yang berbasis pada sosial budaya dan lingkungan alam.

Ia juga mengemukakan ada dua tren yang mulai berubah dalam penerapan CSR, pertama, penerapan ESG berubah dari sukarela menjadi wajib. Konsep inovasi sosial lainnya yang semakin populer di kalangan perusahaan disebut inovasi sosial perusahaan (CSI).

“CSI berbeda dengan CSR dan Common Value Creation atau CSV yang lebih bersifat filantropis, CSV menekankan pentingnya menciptakan nilai ekonomi dengan cara yang juga dapat memberikan nilai sosial, artinya perusahaan memberi manfaat bagi masyarakat dan memberi manfaat bagi lingkungan,” jelas Sigit. .

 

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Sigit selalu terlibat aktif dalam mendorong kepatuhan terhadap persyaratan pemantauan dan pelaporan Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (ESR) perusahaan guna mencapai tujuan bersama yaitu Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG).

Sekadar informasi, mulai tahun 2020 ini Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan akan menghadirkan layanan baru yaitu Sistem Informasi Pelaporan Elektronik Izin Lingkungan (SIMPEL). Layanan ini dirancang untuk memudahkan perusahaan dan pemerintah daerah dalam mengirimkan informasi terkait izin lingkungan secara elektronik.

Demikian pernyataan Sigit yang disampaikan dalam acara Indonesia Corporate Social and Environmental Responsibility Awards 2024 di Jakarta, Minggu (29/09/2024), bertajuk “Inspiring Sustainable Business for Meaningful Change with Social and Environmental Innovation”.

Sebelumnya, Wakil Direktur Transportasi dan Infrastruktur (Kemenko Marves) Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Rachmat Kaimuddin mengungkap penyebab utama pencemaran udara di Jakarta dan sekitarnya. Emisi atau gas buang menjadi penyebab memburuknya kualitas udara Jakarta.

Rachmat menjelaskan, kualitas udara Jakarta pada tahun 2019 sangat buruk berdasarkan data yang dihimpun Kementerian Koordinator Kelautan dan Perikanan dan beberapa pihak. Namun membaik pada tahun 2020 di masa pandemi Covid-19.

Namun pada tahun 2022 dan 2023 akan kembali menurun bahkan pada tahun 2024 hampir sama besarnya dengan tahun 2019, jelas Rahmat dalam media briefing tertulis, Sabtu (14/9/2024).

“Rata-rata hari tidak sehat mencapai 13 hari pada Agustus 2024. Ini masalah serius,” imbuhnya.

Masalah pencemaran udara harus ditanggapi dengan serius karena dampak pencemaran udara terhadap kesehatan sangat besar. Hal ini tentu akan mempengaruhi atau terkena dampak keuangannya juga.

BPJS Kesehatan memperkirakan klaim kesehatan terkait permasalahan penyakit pernafasan berjumlah Rp 12 triliun setiap tahunnya. Jika tidak ditangani dengan baik, angka ini bisa bertambah.

Kemudian, berdasarkan kajian Kementerian Koordinator Kelautan dan Perikanan, penyebab utama pencemaran udara adalah gas buang atau gas buang.

“Jadi penelitian ini dilakukan dengan mengambil sampel pencemaran dan melihat dari mana sumbernya,” ujarnya.

Hasil terbesar dicapai dengan kendaraan bermotor. Sementara itu, klaim beberapa pihak bahwa pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) merupakan sumber utama pencemaran udara belum terbukti dalam penelitian ini.

“Intinya pembakaran sampah secara terbuka atau terus menerus, namun jumlahnya lebih kecil dibandingkan knalpot mobil,” jelasnya.

Untuk itu, Kementerian Koordinator Bidang Kelautan dan Perikanan juga menggalakkan penjualan bahan bakar bersubsidi berkualitas tinggi atau rendah sulfur untuk memerangi polusi udara.

Rachmat Kaimuddin, Deputi Direktur Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, menegaskan pemerintah tidak akan menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.

Bahkan, pemerintah saat ini sedang melakukan perbaikan kualitas bahan bakar dengan mengurangi kandungan sulfur pada bahan bakar jenis Pertalite dan Pertamax.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luxut Binsar Pandjaitan menjelaskan kadar sulfur ini akan disesuaikan dengan standar Euro 4, karena aturan Euro 4 menetapkan bahan bakar harus memiliki kandungan sulfur maksimal 50 ppm.

Sementara kandungan sulfur bahan bakar Pertalit kini mencapai 500 ppm. Tak jauh berbeda, Pertemax punya kadar sulfur 400 ppm.

“Penerapan BBM Euro 4 memerlukan biaya yang tidak sedikit, karena proses dan harganya lebih tinggi. Tentu memerlukan kompensasi dan dukungan,” tulis Rachmat dalam temu media, Sabtu (14/9/2024).

Dia meyakinkan, pemerintah akan terus memberikan subsidi dan tunjangan BBM. Namun subsidi dan manfaat tersebut perlu diperkuat agar benar-benar terdistribusi kepada pihak yang berhak.

Oleh karena itu, pemerintah dipastikan akan membatasi penyaluran BBM bersubsidi yang tahap pertama saat ini sedang dilaksanakan oleh PT Pertamina (Persero). Tahap registrasi kode QR yang diterapkan Pertamina merupakan langkah awal dalam penyaluran BBM bersubsidi yang tepat sasaran.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D