dianrakyat.co.id, Jakarta Satu bulan setelah putaran pertama, kini tengah berlangsung Sub Pekan Imunisasi Polio Nasional (Sub PIN) putaran kedua di tiga wilayah yakni Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sleman Yogyakarta. Putaran kedua ini akan berlangsung pada tanggal 19 hingga 25 Februari 2024.
Berdasarkan data aktual di lapangan selama dua hari pelaksanaan Sub-PIN polio putaran kedua, cakupan nasional polio Sub-PIN di tiga wilayah tersebut telah mencapai 44,7 persen dengan total sasaran 3.832.692 anak, berdasarkan keterangan tertulis. dari Kementerian Kesehatan RI diterima dianrakyat.co.id, Kamis 22.02.2024.
Sasaran imunisasi tambahan poliomielitis adalah anak usia 0 sampai 7 tahun. Berdasarkan PIN, imunisasi polio dilaksanakan di puskesmas, puskesmas penunjang, posyanda, sekolah, dan tempat imunisasi lainnya di bawah koordinasi puskesmas.
Mengapa perlu memiliki PIN pada penyakit poliomielitis?
Kehadiran sub-PIN poliomielitis merupakan respon terhadap Kejadian Darurat Polio (KLB) setelah kasus terdeteksi di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Sejak kasus Jawa Tengah terjadi di Klaten yang berbatasan dengan Sleman, anak-anak berusia nol hingga tujuh tahun di kabupaten tersebut ikut serta dalam penerapan sub-PIN polio ini.
“Di Sleman tidak ada kasus, namun karena berbatasan dengan Klaten, Jawa Tengah, maka disarankan untuk melakukan imunisasi tambahan di Sleman juga,” kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan RI Maxi Rein Rondonuwu Maxi. . pada konferensi pers virtual pada Kamis (25 Januari 2024).
Maxi mengatakan, setidaknya 95 persen anak di wilayah tersebut telah mendapat imunisasi polio tambahan.
Target cakupannya minimal 95 persen untuk setiap kalangan dan merata di setiap tingkatan mulai dari desa, kelurahan hingga kabupaten, kata Maxi.
Dengan tingkat cakupan yang tinggi minimal 95 persen, mampu memutus rantai penularan polio di daerah tersebut.
Rini Indriyani, Ketua Tim Penggerak (TP) PKK Kota Surabaya, Jawa Timur, berharap Sub PIN Polio putaran kedua ini bisa mencapai target lebih dari 100.000 per hari. Dia mengatakan putaran pertama PIN polio sebelumnya telah melampaui target 100.000 per hari.
“Saya berharap seluruh anak di Kota Surabaya wajib terkena polio. Karena kita lihat dari dampaknya kalau dia terkena polio, dia bisa lumpuh seumur hidupnya, jadi kalau (imunisasi) dilakukan, yang lain harus ikut. “Kalau yang pertama menang dan yang kedua tidak, maka tidak maksimal,” kata Rini dalam keterangan resmi.
Para orang tua juga diminta untuk tidak khawatir atau ragu mengenai imunisasi polio. Ia meyakinkan, vaksin yang digunakan aman untuk anak-anak dan baik untuk mencegah kelumpuhan pada anak akibat polio.
Istri Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menjelaskan, dampak polio akan berdampak buruk bagi anak. Jika vaksinasi tidak dilakukan, anak bisa tertular dan kemudian mengalami kelumpuhan total.
“Keluhan datangnya cepat sekali ya, langsung lumpuh. Kadang orang tua itu tidak menyadarinya, ia mengira itu penyakit biasa, padahal efeknya melumpuhkan. “Kalau lumpuh, tidak bisa disembuhkan. Itu yang kita hindari dan cegah,” jelasnya.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya Nanik Sukristina mengatakan Sub PIN Polio putaran kedua akan menyasar 329.616 anak.
Pada hari pertama Sub PIN Polio putaran kedua ini, Pemkot Surabaya akan fokus pada urusan sekolah dan RW Hallen berdasarkan kelurahan.
“Jumlah sasaran di sekolah sebanyak 123.928 anak. “Kami juga mengerahkan petugas Puskesmas, guru UKS, guru SD, dan siswa untuk bekerja di sekolah,” jelas Nanik.
Untuk anak balita dan anak belum sekolah, sebanyak 205.688 orang melewati Posyanda di Aula RW.
“Kami juga mengerahkan aparat Puskesmas, aparat kelurahan dan kelurahan, TP PKK, Kader Besar Surabaya (KSH) dan pelajar. Jadi satu tim terdiri dari 2-3 orang, terdiri dari vaksinator dan administrator, menangani 3-4 lokasi, kata Nanik.