Jember – Fenomena El Niño yang ditandai dengan kekeringan berkepanjangan memberikan dampak yang besar bagi petani. Terobosan teknologi produksi pertanian berupa embang dapat menjadi solusi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan menjual lebih banyak.
Teknologi embung merupakan salah satu pilihan pertanian di lahan seluas dua hektar di lingkungan sekolah SMKN 5 Jember, Jawa Timur. Varietasnya meliputi sayuran, buah-buahan dan tanaman produksi lainnya.
Dalam hal staf, sekolah bergantung pada siswa. Alhasil, taman yang mereka miliki tidak hanya menghasilkan pendapatan tetap tetapi juga menjadi ruang belajar bagi para siswa.
Metode embang dipilih karena sangat efektif dalam pengelolaan air untuk pemeliharaan tanaman tahunan seperti sayuran dan buah-buahan. Akibatnya, banyak tanaman tahunan tumbuh lebih besar dan menghasilkan hasil lebih besar selama musim kemarau.
Selama musim hujan, waduk diisi dengan air dari sumur dan tangki hujan. Waduk ini selain berguna untuk menyiram tanaman saat musim kemarau, juga digunakan untuk budidaya ikan nila.
Dengan adanya waduk selebar sepuluh meter, kebutuhan air berbagai tanaman di lahan pertanian dapat terpenuhi pada musim kemarau. Dari lokasi utama, air didistribusikan ke tangki-tangki berbeda melalui pompa di lokasi berbeda. Dari tangki-tangki ini, air didistribusikan ke lahan budidaya sesuai kebutuhan.
Lahan seluas dua hektare di SMKN 5 Jember sengaja dibagi untuk ditanami berbagai tanaman. Bukan hanya dua atau tiga jenis pohon saja, tapi banyak.