0 0
Read Time:3 Minute, 16 Second

dianrakyat.co.id, Jakarta – Inilah Clara Sinaga, Priscilla A. Napitupulu dan Saskia Fabriand, tiga mahasiswa ITB tim Maya yang berperan di Indonesia pada L’Oreal Brainstorm 2024 World Finals. London, Inggris pada Juni 2024.

Saat diumumkan sebagai pemenang nasional, Clara mengaku terdiam. “Ini tahun kedua kami mengikuti L’Oreal Brainstorm. Tahun lalu kami ikut dan mengikuti kompetisi nasional, tapi kami tidak menang,” ujarnya dalam jumpa pers di Jakarta Selatan, Jumat, 4 April 2024.

Tahun ini, terdapat 5,6 ribu pendaftar yang dipersempit menjadi 10 finalis melalui proses penjurian. Kesepuluh finalis mempresentasikan karyanya kepada para juri pada 27 Maret 2024.

Tema L’Oréal BrandStorm tahun ini adalah “Merebut kembali masa depan kecantikan profesional melalui teknologi.” Hal ini menantang setiap perusahaan untuk berinovasi dalam hal teknologi guna memberikan solusi dan pengalaman baru bagi pelanggan di industri rambut dan kecantikan.

Sejalan dengan hal tersebut, perusahaan Maya menawarkan FolliGenix sebagai solusi rambut rontok. Priscilla mengatakan timnya memutuskan untuk mengembangkan perangkat tersebut setelah menemukan bahwa rambut rontok adalah salah satu masalah terbesar menurut majalah yang mereka baca. Setelah berulang kali mereka bertanya kepada pelanggan salon dan staf salon, permasalahannya terungkap.

“Kami juga dibantu oleh para mentor, termasuk mantan karyawan L’Oréal, dan pakar dari kampus kami,” kata Saskia. Priscilla menambahkan bahwa mereka menghabiskan waktu sekitar tiga bulan untuk mengembangkan rencana teknis solusi rambut rontok.

Clara menjelaskan, “Produk Foligenics dilengkapi dengan teknologi USG dan teknologi nano untuk meningkatkan penyerapan serum sesuai jenis rambut klien, tanpa memerlukan prosedur medis invasif.”

Dalam melakukan hal tersebut, lanjutnya, mereka menerapkan prinsip-prinsip L’Oréal lainnya selain pengembangan alat teknis. “Kami telah mencapai keberlanjutan dengan merancang Foligenics menggunakan bahan daur ulang,” ujarnya.

CEO L’Oréal Indonesia Yenita Oktora yang merupakan juri kompetisi tingkat nasional mengatakan, pihaknya sangat senang dengan penampilan dari Maya Group. “Risetnya sangat kuat, mereka (menggali keinginan konsumen), memahami semangat para profesional melalui (wawancara) pakar salon dan penata rambut,” ujarnya.

“Ini tercermin dari permintaan mereka,” kata Yenita. “Eksekutif dan rencana bisnis adalah fakta. Teknologi tidak diciptakan, jadi fakta dan opini seimbang.”

Melanie Masriel, Head of Business, Engagement and Sustainability L’Oréal Indonesia, melanjutkan bahwa perusahaannya juga telah menunjukkan fungsionalitas dan privasi yang dicari pelanggannya saat ini. “Ini penting bagi pemenang,” katanya.

Sebelum berkompetisi di L’Oréal Brainstorm 2024 International Finals, tim Maya akan terus berlatih dan belajar dari tim L’Oréal Indonesia dan para ahli di bidangnya. Mereka akan bersaing dengan 41 tim dari seluruh dunia untuk memperebutkan juara pertama kompetisi tahunan tersebut.

Para finalis juga berkompetisi untuk mendapatkan kesempatan melakukan misi intrapreneurship selama tiga bulan di kantor pusat L’Oréal di Paris, Prancis. Yenita mengatakan, “Harapannya besar (tim Maya) bisa menang. Ada tiga duta Indonesia yang menjadi juara sebelum L’Oreal Brainstorm.”

Diadakan di seluruh dunia pada tahun 1992, acara ini bertujuan untuk menyelaraskan pikiran, menjadi wadah pengembangan pribadi, dan langkah awal dalam karir para peserta, yang totalnya kini berjumlah lebih dari 700 ribu talenta muda. “Indonesia sudah terlibat sejak 2009,” ujarnya.

“L’Oréal BrandStorm lebih dari sekedar kompetisi, karena menghubungkan talenta muda Indonesia dengan kebutuhan bisnis yang berkembang,” kata Yenita. “Talenta-talenta muda Indonesia dapat mengembangkan diri melalui keterampilan teknis dan soft skill yang diberikan untuk membekali dan mempersiapkan mereka menghadapi tantangan bisnis di masa depan.”

Melanie menegaskan perusahaannya tidak memerlukan finalis untuk menunjukkan produk akhir, jadi acara Folligenics hanyalah lelucon. Teknologi yang dihadirkan tidak “dibeli” oleh L’Oreal, tetapi dapat dikembangkan oleh perusahaan mana pun setelah mendapat bimbingan dan ide dari para ahli di perusahaan kecantikan tersebut.

“Sebagai perusahaan kecantikan berbasis teknologi dan inovasi, kami bertujuan untuk menghadirkan pengalaman kecantikan yang lebih personal, fungsional, inklusif, dan bertanggung jawab,” kata Presiden Direktur L’Oréal Indonesia Junaid Murtaza.

“Sebagai industri yang berkembang pesat dengan banyak kemungkinan, teknologi telah menjadi kebutuhan dalam industri kecantikan rambut untuk menjawab kebutuhan konsumen yang menuntut privasi lebih,” tambahnya.

Misalnya, nilai wajar industri salon profesional mencapai Rp 11 triliun dengan 100 ribu salon dan lima ribu barbershop tersebar di Indonesia. Selain itu, industri kecantikan rambut hendaknya membantu pelanggannya untuk melakukan perawatan di rumah sehingga dapat meningkatkan hasil perawatan di salon.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D