0 0
Read Time:2 Minute, 8 Second

dianrakyat.co.id, Jakarta – Apple telah membayar denda ke Rusia senilai 1,2 miliar rubel atau Rp 215,2 miliar. Ini sebagai bentuk penyelesaian atas tuduhan Apple menyalahgunakan posisi dominannya tentang pembayaran dalam aplikasi

Informasi ini diungkapkan pada hari Senin oleh FAS, badan antimonopoli Rusia. Dikenal sebagai Layanan Antimonopoli Federal, Apple tidak segera menanggapi permintaan komentar. Namun perusahaan sebelumnya mengatakan tidak setuju dengan denda tersebut.

Peraturan FAS sebelumnya menyatakan bahwa mendistribusikan aplikasi melalui iOS memberikan keunggulan kompetitif pada produk.

Pada Rabu (24/1/2024), FAS mengungkap Apple telah membayar denda tersebut pada 19 Januari. Menurut Reuters, denda yang dibayarkan Apple juga telah ditransfer ke Perbendaharaan Negara.

Pada Februari 2023, Apple membayar denda sekitar US$12,1 juta (Rs 190,1 miliar) dalam kasus antimonopoli lainnya. Mereka menuduh mereka menyalahgunakan posisi dominan Apple di pasar aplikasi seluler, menurut FAS.

Rusia sendiri telah berkonflik dengan perusahaan asing selama bertahun-tahun. Hal ini terutama berlaku untuk pelanggaran penyimpanan data pengguna dan konten lokal yang dianggap ilegal oleh pemerintah Rusia.

Hal ini semakin intensif setelah Rusia mengirimkan pasukan ke Ukraina pada Februari 2022.

Sementara itu, Apple menghentikan penjualan produk di Rusia segera setelah konflik Rusia-Rusia dimulai. Bahkan, Apple juga membatasi layanan Apple Pay di Rusia.

Analis Jefferies sebelumnya mencatat penjualan Apple di China sedang menurun. Dan situasi ini diperkirakan akan terus berlanjut hingga tahun 2024.

Penjualan seri iPhone 15 dimulai dengan sangat lambat. Akibatnya, penjualan turun 30% dibandingkan tahun lalu.

Penjualan Apple sangat kontras dengan angka pertumbuhan Huawei yang mengesankan, didorong oleh kesuksesan penjualan seri Mate 60 di pasar Tiongkok.

Peluncuran iPhone 15 terjadi hanya dua minggu setelah pengumuman mengejutkan Huawei Mate 60 Pro, lapor Bloomberg, Senin (15/1/2023), mengutip Gizchina.

Para analis berpendapat, patriotisme konsumen mungkin akan membuat mereka memilih produk andalan Huawei, apalagi ia memiliki prosesor baru buatan China. Namun detail mengenai prosesor tersebut belum dirilis resmi oleh Huawei.

Jefferies memperkirakan pengiriman ponsel Huawei mencapai 35 juta unit, angka yang mungkin lebih tinggi tanpa adanya kendala pasokan.

Performa tangguh seri Mate 60 disebut-sebut berkontribusi besar terhadap kesuksesan Huawei di pasar dalam negeri.

Laporan menunjukkan bahwa penurunan dua digit penjualan iPhone mungkin berlanjut tahun depan.

Selama seminggu terakhir Banyak platform belanja online Tiongkok telah memangkas harga iPhone.

Namun penurunan harga tidak mempengaruhi pertumbuhan volume penjualan. Hal ini menimbulkan pertanyaan mengenai posisi Apple di pasar Cina.

Sementara itu Huawei terus menunjukkan ketahanan dan pertumbuhannya dengan keberhasilan peluncuran produk-produk andalan dan kehadiran yang kuat di negara asalnya.

Tren pasar ponsel pintar Tiongkok tetap dinamis dan kompetitif. Preferensi dan loyalitas konsumen terhadap merek lokal berperan penting dalam membentuk pola penjualan.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D