dianrakyat.co.id, JAKARTA — Badai matahari terkuat sejak tahun 2017 mengguncang bumi, namun sayangnya membuat para pemburu aurora buta dalam kegelapan karena menyaksikan tontonan aurora yang spektakuler. Peristiwa ini terjadi pada 22 Maret pukul 21.45 EDT (23 Maret 2024 pukul 10.45 WIB) saat Matahari meletus dalam suar kelas X yang dahsyat dan melontarkan massa plasma super panas ke arah Bumi.
Serangan tersebut mencapai puncaknya pada pukul 10:37 EDT (09:37 WIB) pada Minggu, 24 Maret 2024, menciptakan badai geomagnetik G4 yang dahsyat, badai matahari terkuat sejak 2017, Space melaporkan Selasa (26/3/2024). Badai geomagnetik mengganggu medan magnet bumi yang disebabkan oleh keluarnya plasma dan medan magnet dalam jumlah besar dari atmosfer Matahari dalam bentuk CME.
Badai dinilai oleh Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional AS (NOAA) pada skala G1 hingga G5, dengan G5 sebagai tingkat ekstrem yang dapat menyebabkan pemadaman total radio HF di seluruh sisi bumi yang diterangi matahari. NOAA mengeluarkan peringatan badai geomagnetik pada 24 Maret 2024, memperkirakan bahwa cahaya utara akan terlihat hingga ke selatan hingga Alabama dan California utara.
Namun harapan para pemburu aurora pupus ketika Bumi seakan menutup pintunya terhadap aurora dengan pergeseran yang kuat dari Utara ke Utara. Bz mengacu pada arah utara-selatan medan magnet antarplanet, yang berperan dalam menentukan bagaimana angin matahari berinteraksi dengan magnetosfer bumi dan mempengaruhi aktivitas aurora.
Bz selatan yang kuat dapat mengganggu magnetosfer bumi dan mengirimkan partikel aurora ke atmosfer kita, sehingga menciptakan pertunjukan cahaya yang spektakuler. Namun jika kita menunjuk ke utara, IMF utara tidak dapat berinteraksi dengan medan magnet bumi sehingga menyulitkan terjadinya aurora.