BRIN Susun Peta Jalan Keantariksaan yang Relevan dan Implementatif

Read Time:1 Minute, 51 Second

dianrakyat.co.id, JAKARTA — Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) telah menyusun peta jalan antariksa yang relevan dan dapat diimplementasikan dengan melibatkan berbagai pihak untuk pengembangan teknologi antariksa di Indonesia. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2013 tentang Keantariksaan mengatur agar Indonesia tidak hanya mandiri, namun juga meningkatkan daya saing negara di industri antariksa.

“Pencapaian tujuan visi pembangunan Indonesia emas pada tahun 2045 merupakan tujuan yang harus dicapai mengingat lingkungan ruang strategis masa depan,” kata Deputi Kebijakan Pembangunan BRIN Mego Pinandito di Jakarta, Kamis (7/3/2024).

Ruang perlu dioptimalkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan produktivitas negara. Mego mengatakan operasi antariksa secara konsisten mendukung berbagai sektor di Indonesia, termasuk penggunaan teknologi satelit penginderaan jauh untuk memantau lahan pertanian, kelautan, perikanan, perkebunan, kehutanan, dan mitigasi bencana.

Indonesia juga menggunakan berbagai teknologi antariksa lainnya mulai dari ilmu antariksa atau atmosfer, satelit telekomunikasi, aeronautika dll.

Namun, kepemimpinan politik di Indonesia masih memandang ruang hanya sebagai sistem pendukung, bukan sebagai sektor khusus.

Hal ini berdampak pada lambatnya efisiensi dan perkembangan teknologi antariksa Indonesia, sehingga ketergantungan Indonesia terhadap negara lain masih tinggi, kata Mego.

BRIN terus memetakan kebutuhan teknologi dan pemanfaatan ruang angkasa nasional dari hulu hingga hilir, mengidentifikasi strategi dan tantangan pengembangan teknologi ruang angkasa di Indonesia, serta menciptakan komitmen nasional terhadap pentingnya dan kontribusi sektor ruang angkasa terhadap pembangunan berkelanjutan.

Mego menjelaskan, aktivitas antariksa di Indonesia dimulai pada tahun 1960-an. Peluncuran roket eksperimental Kappa dan pembentukan Dewan Penerbangan dan Antariksa Nasional (Depanri) menjadi cikal bakal program luar angkasa Indonesia.

Pada tahun 1976, Indonesia meluncurkan satelit komunikasi Palapa A1. Proyek ini melibatkan berbagai sektor seperti Telkom, Indosat dll.

Beberapa industri swasta juga terlibat dalam pengembangan teknologi penginderaan jauh, seperti PT Citra Bhumi Indonesia dan PT Earthline.

Berbagai upaya pemetaan perkembangan teknologi antariksa di Indonesia telah dilakukan beberapa kali, misalnya Kongres Departemen Dirgantara ke-1 dan ke-2 pada tahun 1998 dan 2003. Selanjutnya ketentuan Peraturan Presiden Nomor 45 Tahun 2017 periode 2016. -2040. Rencana Induk Tata Ruang yang memuat tujuan pencapaian tata ruang. Namun upaya tersebut masih menghadapi berbagai kendala.

“Perlu dilakukan upaya untuk menciptakan peta jalan yang relevan dan dapat dilaksanakan dengan partisipasi berbagai pihak di tingkat nasional, sehingga dapat mencapai visi Indonesia tahun 2045, yaitu Indonesia yang berdaulat, maju, adil dan makmur,” dia berkata. meg

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Previous post Samsung Galaxy S24 dan Vivo Y100 5G Tampil ke Publik, Ponsel lipat Sony Masih Malu-malu
Next post Puncak Reuni IPB, Alumni Akan Serahkan Buku Putih Strategi Kedaulatan Argomaritim Kepada 3 Capres