Cerita Klaster Pisang Cavendish di Pasuruan, dari Lahan Non Produktif Kini Jadi Lahan Usaha yang Terus Berkembang

Read Time:3 Minute, 4 Second

dianrakyat.co.id, Pasuruan Seiring berkembangnya industri pertanian, ada cerita menarik yang patut menjadi perhatian para petani Desa Wonoreho di Pasuruan, Jawa Timur. Para petani di desa ini berhasil mengkonversi lahan tidak produktif menjadi lahan produktif melalui produk pisang Cavendish.

Secara umum lahan di sekitar Desa Wonorejo kering dan sepertinya tidak cocok untuk ditanami varietas apa pun. Namun seperti cerita rakyat yang mengubah batu menjadi emas, para petani di Klaster Usaha Pisang Cavendish Sambel Makmur Organik Wonoreho mengubah lahannya yang tidak produktif menjadi tempat menanam varietas Pisang Cavendish.

Nur Alim, Presiden Klaster Usaha Pisang Cavendish Organik Sumber Makmur Wonoreho mengatakan, lahan di Desa Wonoleho awalnya produktivitasnya rendah.

“Salah satu alasan mengapa lahan tersebut produktif adalah karena dirawat dan dikelola dengan baik. Hasilnya, para petani di Desa Wonoreho yang sebelumnya menanam berbagai tanaman namun gagal, kini bisa menanam Cavendish. “Kami ingin menanam pisang. Akhir tahun 2021, petani berencana menanam pisang Cavendish dan bibitnya akan dipromosikan oleh CV,” ujarnya.

Dan salah satu klaster usaha binaan BRI, Klaster Usaha Pisang Cavendish Sumber Makmur Organik Wonoreho, saat pertama kali didirikan pada awal tahun 2022, akan ada 10 orang yang menggarap lahan seluas 7 hektar. Itu dari perkebunan pisang Cavendish.

Memulai bisnis tanpa modal yang cukup merupakan tantangan besar, namun bukan tidak mungkin. Hal inilah yang dialami para petani di Klaster Usaha Pisang Cavendish Organik Sambar Makmur Wonolejo saat menanam pisang Cavendish saat pertama kali didirikan pada tahun 2022.

Mereka belum mempunyai modal yang cukup untuk membeli pupuk dan alat-alat pertanian untuk menunjang penanaman pisang Cavendish. Namun berkat inisiatif Pak Nur Alim dan tekad yang kuat dalam pembangunan, beliau pun mendapat pinjaman Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari BRI untuk mengatasi permasalahan tersebut.

Masuknya modal dari Belt and Road Initiative difasilitasi oleh fakta bahwa pisang Cavendish adalah penggerak perekonomian Desa Wonoreho. Seorang petani menerima pinjaman sebesar Rp 50 juta dari pinjaman KUR BRI.

Berkat pinjaman KUR BRI sebagai modal awal, petani di Klaster Usaha Pisang Cavendish Sumber Makmur Organik Wonoreho dapat memperoleh penjualan sekitar Rp 200 juta per tanam.

“Satu kali penanaman bisa menghasilkan 40 kilogram pisang Cavendish dari satu pohon, dan pendapatan dari lahan 10 hektare sekitar Rp 200 juta,” kata Nur Alim.

Selain suntikan modal melalui KUR, petani di Klaster Usaha Pisang Cavendish Sumber Makmur Organik Wonoreho juga mendapat bantuan peralatan komersial yang digunakan untuk meningkatkan produktivitas pisang Cavendish.

“Kami membangun pintu selamat datang bagi masyarakat yang memasuki perkebunan pisang Cavendish, kami membangun halte bus di tengah lahan, dan kami membangun traktor mini untuk meningkatkan produktivitas pisang Cavendish,” ujarnya.

Sementara itu, Nur Alim mengaku juga merupakan agen BRILink di Desa Wonoreho. Ia mengatakan dengan menjadi agen BRILink dapat memberikan banyak kemudahan kepada masyarakat.

“Kebetulan saya ditunjuk menjadi agen BRILink. Alhamdulillah warga terbantu untuk mengisi semua pinjamannya, banyak warga yang mencicil dan memanfaatkan pinjaman KUR dari saya, dan Ultra Kami mendapat banyak manfaat karena beberapa Warga BRILink. pinjaman mikro (UMi) yang difasilitasi BRI melalui AgenBRILink,” ujarnya.

Kemajuan ekonomi yang dicapai Klaster Usaha Pisang Cavendish Sumber Makmur Organik Wonolejo tidak terlepas dari kontribusi BRI melalui program Klaster My Life. Program Klaster Bisnis “Hidupku Klasterku” merupakan wadah yang ampuh bagi perkembangan bisnis para pelaku UMKM.

Pada kesempatan terpisah, Direktur Bisnis Mikro BRI Bapak Supari mengungkapkan komitmen berkelanjutan BRI dalam mendukung dan memberdayakan UMKM melalui Program Klaster Kujiwaku.

Ia mengatakan: “Kami berkomitmen untuk terus mendukung UMKM, tidak hanya dalam bentuk permodalan usaha, tetapi juga melalui pelatihan usaha dan program pemberdayaan lainnya, agar mereka dapat terus tumbuh dan semakin tangguh.” Dia berkata.

Menurutnya, kehadiran My Life Cluster sangat bermanfaat bagi kelompok usaha untuk mendapatkan dukungan program pemberdayaan. “Kami berharap apa yang disuguhkan klaster usaha ini dapat menjadi kisah yang memotivasi dan inspiratif sehingga dapat ditiru oleh kelompok usaha lain di berbagai daerah,” tegas Supari.

(*)

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Previous post BYD Nyayur, Terima Orderan 10 Ribu Mobil Listrik dari PLN
Next post Penjualan Kendaraan Listrik Hyundai dan Kia di Dunia Tembus 5 Juta Unit