Dongkrak Produktivitas Tanpa Ekspansi Lahan, Astra Agro Perkuat Riset Sawit

Read Time:2 Minute, 30 Second

dianrakyat.co.id, Jakarta PT Astra Agro Lestari Tbk terus menjalin kerja sama dengan institusi terbaik di bidang penelitian. Penemuan dan penemuan terkini di bidang teknologi diyakini menjadi kunci masa depan.

“Selain untuk mencapai keunggulan kompetitif bagi perusahaan, kolaborasi riset juga terus dilakukan sebagai upaya Astra Agro untuk berkontribusi dalam mencari solusi tantangan perkembangan dan produktivitas industri minyak sawit nasional,” ujar Chief Executive Officer (CEO) Astra. Agro, Santosa saat Talk to CEO 2024 di Bandung (17/2/2024).

Santosh mengatakan, program kolaborasi riset tidak terlepas dari implementasi visi dan misi perusahaan. Sejak awal, para pendiri menegaskan bahwa Grup Perkebunan Kelapa Sawit Astra Agro ingin menjadi perusahaan paling produktif dan inovatif di dunia. Oleh karena itu, investasi jangka panjang dalam bentuk penelitian tidak boleh dikesampingkan.

Outputnya mulai terlihat. Dua tahun lalu Astra Agro melepas tiga varietas unggul. Varietas tersebut meliputi 3 jenis yang kemudian disebut varietas AAL Lestari, AAL Sejahtera dan AAL Nirmala.

Menjawab tantangan peningkatan produktivitas tanpa memperluas lahan tanam, benih terbaik hasil karya tim penelitian dan pengembangan mampu menghasilkan tidak kurang dari 30 ton tandan buah segar (TBS) dalam setahun, dengan rendemen minyak sekitar 8,5 hingga 9. ton. /dia/tahun. Lebih banyak penemuan akan terus dilakukan.

Pada tahun 2023, dua universitas ternama di Jerman dan Inggris akan mengadopsi semangat dan gagasan Astra Agro. Di Jerman, Astra Agro mempunyai perjanjian dengan University of Potsdam.

Hasil proyek penelitian di salah satu universitas terbaik di Jerman ini akan semakin memperjelas dinamika penggunaan karbohidrat pada minyak sawit.

Penelitian tersebut berfokus pada pemetaan profil molekuler daun yang berperan sebagai sumber karbohidrat sebelum didistribusikan ke kurma.

Kolaborasi penelitian ini juga bertujuan untuk menghasilkan varietas kelapa sawit yang lebih baik dengan menggunakan teknologi baru yang disebut genom editing.

Bekerja sama dengan University of Newcastle, Inggris. Kampus yang memiliki 3 fakultas Sains, Agribisnis dan Teknik ini memfokuskan penelitian pada pengembangan biopestisida ramah lingkungan dengan menggunakan teknologi fusi protein dan interferensi asam -ribonukleat (RNA) atau RNAi.

Aplikasi RNAi dapat digunakan untuk mengendalikan hama (biopestisida) seperti ulat bulu. Astra Agro mencoba melakukan penelitian karena penerapan ini lebih ramah lingkungan dibandingkan penggunaan pestisida kimia. Penelitian lebih lanjut dengan kampus Newcastle tentang modulasi perilaku serangga.

Selain kedua kampus tersebut, kerjasama penelitian dalam negeri juga tengah dijalin. Diantaranya adalah Institut Teknologi Bandung (ITB), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Balai Penelitian Perkebunan Nasional, Konsorsium Genom Indonesia – Sawit, dan masih banyak pihak swasta lainnya.

Diakui Santhosh, tantangan mencari solusi dan inovasi baru tentu tidak semudah membalikkan telapak tangan.

Apalagi jika fokus pada kepentingan nasional dimana industri kelapa sawit diharapkan dapat tumbuh sebagai salah satu penopang perekonomian Indonesia. Oleh karena itu, setiap insan astral harus konsisten dalam menyelesaikan segala tantangan.

Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi kunci keberhasilan dalam R&D. Untuk itu Astra Agro tidak segan-segan melakukan investasi pada pengembangan sumber daya manusia.

“Saat ini kami memiliki 2 orang yang bergelar doktor dan 1 orang masih menempuh studi, serta beberapa diantaranya sudah program magister. Kami bertujuan untuk menjadi salah satu dari tiga pusat penelitian kelapa sawit terbaik di Indonesia di masa depan,” tegas Santosh.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Previous post Lengkapnya Posko Siaga Mitsubishi
Next post Sambut MotoGP 2024, Yamaha Ketinggalan dari Ducati