Gus Men Rilis Pegon Virtual Keyboard dan Rumah Kitab di Dev-X, Yuk Intip Keistimewaannya!

Read Time:4 Minute, 42 Second

JAKARTA – Kementerian Agama menghadirkan layanan digital terkini berupa aplikasi “Pegon Virtual Keyboard” dan “Rumah Buku” kepada Menteri Agama Yaqut Cholil Qomas.

Kedua aplikasi tersebut diluncurkan pada acara Dev-X (Devotion Experience) yang digelar di Jakarta Convention Center (JCC). Rapat tersebut dihadiri Sekretaris Kementerian Agama Nizar Ali, Direktur Pendidikan Islam M Ali Ramdhani, Plt Direktur Pendidikan Usia Dini dan Pondok Pesantren Waryono Abdul Ghafur serta ribuan tamu yang memadati Kemerdekaan Pondok Pesantren Dev-X. Booth, Jakarta.

Peluncuran aplikasi “Pegon Virtual Keyboard” dan “Rumah Buku” ditandai dengan video promosi yang menampilkan kedua aplikasi tersebut. Diantaranya adalah “Naskah Pegon” dan “Kitab Kuning”.

“Saya tak bosan-bosannya mengatakan bahwa kita berhutang budi pada aksara pegon. Tanpa adanya aksara pegon sebagai penyampai penyebarannya, kita mungkin tidak akan bisa merasakan nikmatnya Islam di nusantara. Sabtu, 6 Januari 2024 Oleh Gus Mann (Gus Men) menegaskan di Jakarta: “Makanya kita harus menjaga dan melestarikan aksara Pegon. “

“Satu-satunya cara agar tetap lestari dan tidak hilang adalah dengan membatasi penggunaan aksara pegon oleh masyarakat,” lanjutnya.

Aksara Pegon masih digunakan sampai sekarang, namun biasanya hanya di kalangan santri saja. Di luar kalangan santri, aksara pegon tidak digunakan. Bahkan mungkin banyak orang yang belum mengetahui apa itu aksara pegon. Faktanya, sejarah menunjukkan bahwa aksara pegon digunakan untuk menulis teks agama, teks sastra, surat, sihir, dan banyak lagi. Penggunaan aksara Pigon dalam konteks perang juga merupakan salah satu metode komunikasi yang digunakan para pejuang negara untuk menipu penjajah, kata Gus Mann.

“Mengingat kenyataan ini, saya yakin bahwa mendigitalkan naskah Pegon adalah suatu keharusan.” Saya berterima kasih kepada semua orang yang telah berupaya menjadikan “Keyboard Virtual Pegon” sebagai gambar naskah Pegon digital. “Saya berharap masyarakat pada akhirnya akan terbiasa menggunakan aksara pegon agar aksara tersebut tetap lestari,” kata Gus Men.

Salah satu keistimewaan pesantren yang juga perlu dilestarikan adalah Kitab Kuning. Nomor resmi. Peraturan Nomor 18 Tahun 2019 tentang Pondok Pesantren, Kitab Kuning merupakan salah satu pilar Pondok Pesantren. Artinya, jika suatu lembaga tidak mengajarkan Kitab Kuning, maka tidak dapat dikatakan sebagai pesantren.

“Seperti naskah pegon, kitab kuning ini menurut saya juga perlu didigitalkan. Kitab kuning di era digital tidak selalu ada dalam bentuk kertas, melainkan dalam bentuk e-book atau sejenisnya,” jelas Gesman.

“Saya kira lebih relevan dengan perkembangan zaman dan lebih efisien.” “Juga karena aksara pegon ada di ruang digital, bisa saja keduanya digabungkan. Misalnya kita bisa menafsirkan Kitab Kuning seperti pesantren jaman dulu, tapi melalui smartphone, laptop atau perangkat digital lainnya,” pikirnya ke depan.

“Kalau dikembangkan lebih lanjut, bisa menjadi semacam ‘pondok pesantren virtual’ atau ‘pondok pesantren digital’,” kata Gus Mann lagi.

Melalui proyek Rumah Buku, masyarakat kini dapat mengidentifikasi kitab mana dan kiai mana. Mereka tinggal memilih dari menu yang tersedia. “Sekarang kita bisa mendengarkan dan menafsirkan kitab kuning yang dibaca kiai di mana saja melalui perangkat digital. Sederhana dan mudah,” kata Gersman.

“Kehadiran Rumah Buku sebagai bagian dari digitalisasi Kitab Kuning tentunya merupakan dukungan penuh dan rasa terima kasih saya. Semoga dengan adanya Rumah Buku ini dapat memberikan solusi bagi mereka yang ingin belajar agama Islam seperti di pesantren. agar bisa menjadi bagian masyarakat untuk mencapai moderasi beragama, salah satu nilai yang ada dalam Kitab Kuning,” ujarnya.

Hal senada juga diungkapkan Direktur Pendidikan Islam M Ali Ramdhani. Ia berharap keberadaan virtual keyboard Pegon dan aplikasi Rumah Buku dapat membuka wawasan baru bagi generasi muda. “Pergon bukan hanya sekedar simbol sejarah, namun sebenarnya merupakan simbol peradaban dan perkembangan kebudayaan Islam dan Indonesia,” jelasnya.

Terkait Rumah Buku, M Ali Ramdhani menambahkan, disarankan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap Islam melalui buku-buku referensi yang khas. Melalui program ini, masyarakat bisa belajar dimana saja tanpa harus datang ke pesantren.

“Cukup mengunduh aplikasi Rumah Buku dan mendaftar, pengguna dapat memilih topik atau buku yang ingin dipelajari. Setiap bab pembelajaran ada penilaiannya dan jika siswa tidak melebihi target yang ditentukan maka tidak dapat melanjutkan ke bab berikutnya,” ujarnya kata. “

“Guru-guru Rumah Buku terdiri dari para kiai dan ulama yang bersekolah di pesantren, sehingga memiliki ilmu keilmuan yang jelas. Jadi masyarakat tidak perlu mempertanyakan kemampuan keilmuan para guru Rumah Buku,” lanjutnya.

“Kedua aplikasi tersebut juga akan terintegrasi dengan Pusaka Superapps,” ujarnya

Pegon Virtual Keyboard merupakan aplikasi numerik yang memungkinkan pengguna memasukkan karakter Pegon pada keyboard yang tersedia. Dengan mendownload aplikasi ini, pengguna dapat menggunakan aksara pegon untuk mengungkapkan ide atau berkomunikasi melalui smartphone, laptop, tablet, atau perangkat digital lainnya.

Keyboard virtual Pegon tersedia untuk pengguna ponsel iOS dan Android. Bagi pengguna ponsel berbasis iOS, keyboard virtual Pegon ini dapat diunduh dengan memasukkan kata kunci “Keyboard Virtual Pegon Kementerian Agama Indonesia” pada aplikasi App Store, atau dapat diunduh langsung pada tautan berikut: https:// aplikasi .apple .com/id/app/pegon-virtual-keyboard/id6474830301

Untuk pengguna Android, aplikasi ini dapat diunduh dari Google Play Store dengan mencari “Pegon Virtual Keyboard”, yang memiliki ikon “fa” tiga titik berwarna hijau dan cokelat. Pengguna juga dapat mengunjungi tautan berikut untuk mengunduh: https://play.google.com/store/apps/details?id=com.kemenagpegon.kemenagpegon

Toko buku

“Rumah Buku” merupakan platform digital yang menyediakan pembelajaran kitab kuning untuk kajian pesantren. Mempelajari Kitab Kuning di Rumah Buku terbagi menjadi tiga tingkatan, yaitu: dasar (ula), menengah (wustha) dan lanjutan (‘ulya).

Bagi pengguna ponsel berbasis iOS, dapat mengunduh Rumah Buku di aplikasi App Store dengan menggunakan password “Rumah Kitab” atau langsung mengakses link berikut: https://apps.apple.com/id/app/rumah-kitab/ id1641852481

Sedangkan bagi pengguna ponsel berbasis Android dapat menggunakan kata kunci “Rumah Buku Ditpdpontren” atau mendownload di Google Play Store melalui link berikut: https://play.google.com/store/apps/details?id= id go.kemenag .rumahkitab RI Wakaf berpotensi tembus Rp 180 triliun per tahun, Menag sebut bisa bantu kurangi kemiskinan. Wakaf yang dikelola Badan Wakaf Indonesia (BWI) berpotensi tembus Rp 180 triliun per tahun. tahun. dianrakyat.co.id.co.id 28 Maret 2024

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Previous post 5 Kampus Swasta Indonesia yang Buka Program Double Degree, Kuliah Borong Dua Gelar
Next post Doa Fitrah untuk Diri Sendiri dan Keluarga, Kenali Ketentuan Zakat Fitrah