Ilmuwan Eropa Beberkan Khasiat Puasa Bagi Kesehatan

Read Time:1 Minute, 40 Second

LONDON – Puasa di bulan suci Ramadhan merupakan ibadah wajib bagi umat Islam. Selain mendapat pahala karena merupakan perintah langsung dari Allah, puasa juga jelas memiliki manfaat bagi kesehatan.

Sekelompok ilmuwan dari Eropa dan Inggris menemukan bahwa puasa mengubah produksi protein di seluruh organ utama tubuh. Ini termasuk perubahan protein yang terkait dengan perbaikan rheumatoid arthritis dan kesehatan jantung.

Para ilmuwan ini mengatakan bahwa manfaat puasa hanya bisa diperoleh jika Anda melakukannya dengan benar. Manfaat tersebut konon baru bisa dirasakan setelah berpuasa lebih dari tiga hari dan mencapai puncaknya setelah lebih dari seminggu.

“Untuk pertama kalinya, kita bisa melihat apa yang terjadi pada tingkat molekuler di seluruh tubuh selama puasa,” jelas Claudia Langenberg, ahli epidemiologi di Queen Mary University of London, seperti dikutip Science News Selasa (3/12/2024). .

“Hasil kami memberikan bukti bahwa puasa memiliki manfaat kesehatan selain penurunan berat badan, namun hal tersebut baru terlihat setelah tiga hari dilakukan pembatasan kalori total. Jika puasa terlalu singkat atau terlalu lama, manfaat puasa mungkin tidak terasa,” imbuhnya. .

Untuk memaksimalkan manfaat puasa, lanjut Claudia, sebaiknya perbanyak minum air putih sebelum memulai puasa. Sebab, jika tidak melakukan hal ini, Anda berisiko sangat tinggi mengalami dehidrasi, karena sekitar 20% cairan yang Anda konsumsi biasanya berasal dari makanan.

Penelitian mengenai manfaat puasa sebenarnya sudah berlangsung sejak beberapa tahun terakhir. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa puasa dapat meningkatkan banyak aspek kesehatan manusia, termasuk penurunan berat badan, menurunkan tekanan darah, meningkatkan kepadatan tulang, dan mengendalikan nafsu makan.

Beberapa eksperimen juga menemukan bukti bahwa kelaparan jangka pendek dapat memperlambat proses penuaan alami dan berpotensi memperpanjang umur seseorang.

“Kekurangan makanan telah menjadi keadaan default selama evolusi manusia, dan tubuh kita adalah hasil dari proses yang telah memilih fleksibilitas metabolisme yang tinggi agar dapat bertahan hidup dalam waktu lama tanpa makanan,” jelas penulis penelitian tersebut.

Kesimpulannya: “Temuan kami memberikan peluang untuk secara sistematis mengidentifikasi potensi manfaat kesehatan dari puasa dan menerjemahkan pengetahuan ini ke dalam intervensi prospektif, termasuk bagi pasien yang tidak dapat mematuhi program puasa jangka panjang atau pola makan yang meniru puasa.”

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Previous post 3 Pemain Muda Disanksi Komdis PSSI Akibat Pukul Lawan dan Menanduk Panpel
Next post Mobil Baru Ini Dapat Harga Promo di IIMS 2024