Tokyo – Ditjen Pendidikan Agama Islam (PAI) Direktorat Jenderal Pendidikan Islam (Pendis) Kementerian Agama (Kemenag) menggalakkan sensor agama di School of Tokyo (SRIT) Republik Indonesia di Jepang. Beberapa mahasiswa dan dosen juga dipromosikan di negeri Sakura.
Direktur Pendidikan Agama Islam Amrullah menjelaskan Indonesia merupakan negara yang tidak bisa lepas dari konteks keagamaannya. Dua hal terkait moderasi beragama dan bela negara untuk menjaga kedaulatan negara.
“Moderasi beragama adalah bagaimana kita bisa mengamalkan iman dengan baik. Dalam hal menjaga negara, bagaimana kita bisa memperkuat negara kita. “Jadi keduanya saling berkelanjutan,” kata Amrullah di Jepang.
Duta Besar RI untuk Jepang, Heri Akhmadi, menyambut baik program Pantang Beragama Kementerian Agama. Mantan anggota dewan ini menjelaskan, gagasan moderasi beragama sangat cocok dengan kondisi Indonesia di Jepang, baik pekerja maupun pelajar.
Alumni Teknik ITB angkatan 1972 di sekolah baru tersebut mengatakan: “Saat ini jumlah masyarakat Indonesia di Jepang telah mencapai 120 ribu orang, dan sebagian besar dari mereka adalah para pekerja yang gemar mengikuti forum keagamaan dan konferensi dengan topik terkait untuk mempertebal kecintaan terhadap dunia. negara”. Gedung KBRI Tokyo.
Selama di Jepang, rombongan Direksi PAI bertemu dengan Profesor Hisanori Kato di Chuo University, Tokyo. Moderasi beragama diperkenalkan kembali melalui seminar yang dihadiri oleh mahasiswa Jepang dan beberapa dosen di kampus.
Dalam pengantarnya, Profesor Kato menyambut baik kedatangan delegasi Kementerian Agama untuk memperkenalkan moderasi beragama dalam konteks pendidikan bagi pelajar Jepang yang sedang belajar bahasa dan mengenal budaya.
Operator
Seminggu di Jepang, rombongan Kementerian Agama juga mengadakan pertemuan dengan mahasiswa NU di Katedral Taqwa Koga, Jepang. Pertemuan tersebut membahas rencana pendirian Pusat Moderasi Beragama di luar negeri.
“Kami sangat menyambut baik ide ini. Hal ini juga sangat sesuai dengan program yang kami laksanakan selama ini. Presiden Ikatan Muslim Indonesia (KMII) Jepang, Muhammad Zahrul Muttaqin mengatakan: “Masyarakat menginginkan khotbah dan program keagamaan yang menyikapi hubungan antara kebutuhan spiritual dengan organisasi yang damai dan keterbukaan”.
Hal serupa juga diungkapkan Presiden PCI NU Jepang Achmad Ghazali. Menurutnya, dalam tiga tahun terakhir, pelajar Indonesia dan masyarakat di Jepang membutuhkan konten dan literasi keagamaan yang moderat dan non-eksklusif. “Kami akan mengundang seluruh jajaran, mulai dari National University of Ireland dan anggota ormas lain seperti Muhammadiyah,” kata peneliti National Agricultural and Food Research Organization (NARO), Jepang.
Selama seminggu di Jepang, staf Kementerian Agama mengunjungi SRIT, Chuo University, Waneda University serta mahasiswa dan dosen di kantor PCINU di Kota Koga, Prefektur Ibaraki, Jepang untuk membahas Program Sensor dan Perlindungan Agama di Luar Negeri (MBBN) untuk didirikan. . ) program.
Baca artikel edukasi menarik lainnya di link ini. Kementerian Perhubungan: Jenazah enam WNI yang mengalami kecelakaan kapal di perairan Jepang telah dikembalikan Kementerian Perhubungan menyatakan enam jenazah WNI Anak Buah Kapal (ABK) Keoyoung Sun tenggelam di perairan Jepang. Shimonoseki, yaitu. Jepang, dan dibawa ke Indonesia. dianrakyat.co.id.co.id 6 April 2024