dianrakyat.co.id, Jakarta – Seorang mantan pejabat pemerintah Polandia menghadapi tuntutan pidana karena menggunakan spyware untuk memantau lawan politik dan partai lain.
Mantan pejabat tersebut diketahui menggunakan software mata-mata Pegasus untuk memantau lawan politiknya dan partai lain.
Pada bulan Februari, Polandia secara resmi meluncurkan penyelidikan parlemen terhadap kemungkinan penyalahgunaan perangkat lunak pengawasan oleh pemerintah sebelumnya.
Pada hari Senin, Menteri Kehakiman Adam Bodnar mengatakan para korban Pegasus akan segera menerima pemberitahuan bahwa mereka diserang oleh spyware NSO Group.
“Dalam beberapa bulan mendatang, kami akan mempelajari lebih lanjut tentang bagaimana dan untuk tujuan apa malware ini digunakan,” kata Bodnar, seperti dikutip The Register pada Rabu (3/4/2024).
“Kami masih belum tahu siapa yang akan dituduhkan, apakah beberapa orang, menteri, atau aparat keamanan,” ujarnya.
Infonya, Pegasus merupakan spyware yang dikembangkan oleh NSO Group. Berbasis di Israel, perusahaan ini telah menjadi sasaran berbagai tuntutan hukum, pembatasan ekspor, dan investigasi oleh Parlemen Eropa.
Berbeda dengan malware dan spyware lainnya, Pegasus tidak perlu mengelabui korbannya agar mengunduh dan menginstal program jahat tersebut di perangkat.
Dengan snoopware ini, penjahat dunia maya dapat mendengarkan panggilan korban, membaca pesan, dan melihat foto mereka.
Apalagi spyware yang dibuat oleh NSO Group ini dapat mengakses file, kontak, serta aplikasi dan fitur lainnya.
Meskipun banyak laporan pelanggaran, satu-satunya penggunaan Pegasus yang terdokumentasi adalah penahanan dan penuntutan lawan politik, pengacara, jurnalis, akademisi, dan aktivis.
NSO mengatakan perangkat lunak pencuri datanya dijual kepada pemerintah hanya untuk tujuan yang sah, seperti memerangi kejahatan dan mencegah serangan teroris.
India dilaporkan sangat marah atas tuduhan Apple memata-matai jurnalis dan oposisi politik di negara tersebut.
Sebelumnya, Apple memperingatkan beberapa jurnalis dan politisi India tentang upaya peretasan yang disponsori negara. Pemberitahuan tersebut akan dilakukan pada bulan Oktober 2023.
Menanggapi hal tersebut, dikutip Washington Post via Engadget, Sabtu (30/12/2023), pemerintah India bersama Perdana Menteri Narendra Modi mempertanyakan keakuratan algoritma yang digunakan Apple.
Tak hanya itu, pemerintah India juga sedang menyelidiki keamanan perangkat Apple. Beberapa pejabat India juga disebut telah menelepon perwakilan Apple.
Dalam pertemuan tersebut, Apple disebut-sebut telah menekan pemerintah untuk mencari cara meringankan peringatan tersebut.
Pakar keamanan Apple juga dipanggil untuk memberikan penjelasan alternatif atas peringatan peretas yang mereka keluarkan.
Sebagai catatan, beberapa jurnalis dan politisi yang mengaku mendapat peringatan dari Apple dilaporkan sebagian besar adalah mereka yang menganggap dirinya kritis terhadap pemerintahan Modi.
Salah satu jurnalis yang diketahui mendapat teguran seperti itu adalah Anand Mangnale. Menurut penyelidikan Amnesty International, Anand, yang menyelidiki rekan Modi, Gautam Adani, menemukan bahwa perangkat Apple miliknya disusupi spyware Pegasus.
Dalam peringatannya kepada pengguna, Apple belum menjelaskan secara jelas bahwa pemerintah India berada di balik serangan tersebut. Namun, spyware Pegasus, yang dibuat oleh NSO Group Israel, sering kali dijual ke lembaga pemerintah.
Partai politik yang berkuasa di India belum memberikan pernyataan spesifik terkait laporan ini. Mereka tidak membenarkan atau membantah tuduhan Pegasus menggunakan spyware.
Sekadar informasi, Apple memiliki fitur yang memberi tahu pengguna jika perangkat mereka menjadi target serangan spyware, terutama oleh aktor yang disponsori negara.
Dikutip dari Engadget, Kamis (25/11/2021), Apple akan mengirimkan notifikasi ke email dan nomor telepon pengguna yang terdaftar sebagai ID Apple.
Selain itu, pengguna yang masuk ke appleid.apple.com akan menerima pemberitahuan ancaman di bagian atas halaman.
Perusahaan memastikan bahwa pemberitahuan yang diberikan tidak mendorong pengguna untuk mengklik atau mengunduh konten apa pun. Oleh karena itu, informasi detail mengenai serangan spyware dapat diakses melalui website ID Apple.
Langkah ini dilakukan setelah Apple sebelumnya mengajukan gugatan terhadap NSO Group dan perusahaan induknya.
Dalam gugatannya, Apple mengaku bertanggung jawab atas serangan terhadap pengguna perangkatnya melalui spyware Pegasus yang dibuat oleh NSO Group.
Melalui gugatan ini, Apple ingin pengadilan melarang permanen NSO Group menggunakan perangkat lunak, layanan, atau perangkat Apple apa pun. Sekadar informasi, NSO Group diketahui membuat spyware untuk memata-matai sasarannya.