Merger XL-Smartfren Dinilai Bisa Mudahkan Pembagian Spektrum dan Percepat 5G

Read Time:2 Minute, 27 Second

dianrakyat.co.id, Jakarta – Topik merger XL Axiata dan Smartfren menjadi populer di industri telekomunikasi Tanah Air. Kedua pejabat ini disebut-sebut akan segera bersama, meski sudah berkali-kali disinggung Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi.

Di sisi lain, kompetitor menilai merger XL Axiata-Smartfren akan menyehatkan bisnis. Selain itu, operator gabungan ternyata akan memfasilitasi pengenalan frekuensi baru sehingga dapat meningkatkan kecepatan 5G. Bagaimana itu?

Direktur dan Chief Marketing Officer Indosat Ooredoo Hutchison, Muhammad Buldansyah mengatakan, saat ini ada empat operator telekomunikasi di Indonesia.

Namun jika XL Axiata dan Smartfren bergabung, maka Indonesia hanya akan memiliki total tiga operator seluler, antara lain Telkomsel, Indosat Ooredoo Hutchison, dan kombinasi XL Axiata-Smartfren.

Dengan hanya tiga operator, Buldansyah yakin pendistribusian spektrum frekuensi (bersaing) untuk memberikan layanan akan lebih mudah.

“Saya kira pembagian spektrumnya (melalui kompetisi) akan lebih baik bagi kita, lebih mudah. ​​Sekarang kalaupun kompetisi, kalau masih ada satu pekerja yang spektrumnya lebih sedikit dari yang lain, itu tidak adil. ” kata Buldansyah saat ditemui. bersama IOH Buka Puasa Bersama Media di Jakarta, Rabu (3/4/2024).

“Kalau yang bekerja ada tiga orang, maka distribusi spektrumnya akan lebih mudah,” imbuhnya.

Menurutnya, dengan tiga operator yang berbagi spektrum dengan lebih mudah dan merata, maka penyebaran layanan 5G di Indonesia akan lebih baik dibandingkan jika ada empat operator.

“Equilibrium itu soal skala, kalau operatornya satu, dua pekerjanya pelanggannya banyak. Sekarang ada tiga (pekerja), skalanya satu. Semakin besar operatornya, semakin besar operatornya, semakin menguntungkan,” kata seorang pria yang dikenal sebagai Danny.

Efeknya, ketika karyawan diberi imbalan, maka akan memudahkan ekspansi perusahaan. “Bagaimanapun, 5G perlu perluasan,” katanya.

Berbicara mengenai 5G di Indonesia, Buldansyah mengatakan perkembangan teknologi tidak bisa dihindari. Namun penerapan 5G di Indonesia perlu mempertimbangkan persiapan peralatan, penggunaan, dan lain-lain. Jika banyak hal di atas yang siap, maka penyebaran 5G akan lebih cepat.

Dikatakannya: “Semakin banyak perencanaan, maka semakin cepat penggelarannya, sehingga pemanfaatannya semakin banyak. Jangan sampai 5G digunakan, tetapi hanya digunakan dalam jumlah kecil, yang pada akhirnya akan menimbulkan kerugian,” ujarnya.

Direktur dan Chief Marketing Officer Indosat Ooredoo Hutchison Muhammad Buldansyah mengatakan industri telekomunikasi sangat kompetitif. Oleh karena itu, menurutnya, hanya sedikit pemain yang bisa memperbaiki industri komunikasi.

Mengingat pengumuman Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi yang mendukung merger XL Axiata dan Smartfren, Buldansyah mengatakan lebih cepat lebih baik jika kedua pesaing Indosat itu memutuskan bersama.

Mudah-mudahan yang terbaik buat mereka, lebih cepat lebih baik. Sudah beberapa kali sutradara menyebutkannya, kata Buldansyah.

Bicara soal bisnis yang sehat, saat ini masih ada empat pengusaha di Indonesia yang masing-masing berlomba-lomba mencari pelanggan sebanyak-banyaknya.

Pria yang akrab disapa Danny ini mengatakan, dulu banyak pekerja yang berlomba-lomba merebut hati pelanggan melalui perang tarif sebagai kompetisi.

“Kalau satu operator perang harga, pasti yang lain ikut. Sekarang (hanya empat operator), lebih baik dibandingkan tiga atau empat tahun lalu, karena saat itu kalau pengusaha tidak perang harga sulit sekali. pasar,” kata Buldansyah di sela Buka Puasa IOH Bersama Media di Jakarta, Rabu (3/4/2024).

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Previous post Mengejutkan Partikel Terlarang yang Bisa Saling Tarik Menarik Ditemukan
Next post Drama Korea Blood Free yang Diperankan Han Hyo Joo Bakal Tayang 10 April di Disney+ Hotstar