Mirip Manusia, Gajah Asia Mengubur Jasad Kawanannya

Read Time:2 Minute, 5 Second

Jakarta – Gajah Asia di dataran Himalaya menunjukkan tingkah laku yang unik. Mereka menguburkan jenazah kawanan ternak mereka yang mati dan menunjukkan duka cita mereka. Fakta ini terungkap dalam studi baru yang diterbitkan pada 26 Februari di Journal of Threatened Taxa.

Majalah Smithsonian melaporkan bahwa bangkai lima bayi gajah ditemukan terkubur di saluran irigasi, dan terdapat bukti bahwa beberapa kawanan gajah ikut serta dalam penguburan di India. Situs pemakaman ini ditemukan di pegunungan Himalaya, tepat di wilayah utara Benggala. Kawasan ini terdiri dari hutan terfragmentasi, perkebunan teh, lahan pertanian, dan pangkalan militer.

Berdasarkan pemberitaan di Interesting Engineering, Kamis (14/3/2024), gajah tersebut menggunakan belalai dan kakinya untuk membawa bangkai tersebut ke lokasi pemakaman. Di sana, jenazah dibaringkan dengan kaki menghadap ke atas.

Seperti yang dijelaskan dalam penelitian tersebut, para ilmuwan mengamati perilaku ini melalui observasi lapangan, foto digital, catatan lapangan, dan pemeriksaan post-mortem. Mereka juga mencatat rute yang dihindari gajah.

Melalui metode ini, peneliti mencatat perilaku anak sapi dan memahami alasan penguburan mereka. Mereka menyimpulkan bahwa gajah mengubur bangkai kawanannya sebagai respons perilaku terhadap kematian anak sapi. Hal ini diduga dilakukan gajah untuk menghindari bangkai yang dapat menarik predator dan mengurangi kemungkinan penyebaran penyakit dari bangkai tersebut.

Selain itu, ini mungkin merupakan cara bagi kawanan gajah untuk berduka atas kematian salah satu anggota komunitasnya. “Gajah adalah makhluk sadar yang tahu apa yang mereka lakukan,” kata rekan penulis studi Akashdeep Roy, seorang ahli ekologi di Institut Pendidikan dan Penelitian Sains India, kepada National Geographic.

Jurnal Smithsonian juga menyoroti bahwa penduduk desa dan pengelola perkebunan teh mendengar seruan keras gajah 30 hingga 40 menit sebelum mereka meninggalkan lokasi pemakaman, dan para peneliti yakin kawanan gajah tersebut sedang berduka.

Pengamatan ini konsisten dengan hasil penelitian tahun 2022 yang menunjukkan bahwa gajah Asia menunjukkan perilaku protektif terhadap anggota kawanannya yang mati, mengeluarkan suara dan perilaku lain yang menunjukkan saling mendukung dan menghibur, serupa dengan respons yang menghibur.

Penelitian ini juga fokus pada faktor lingkungan. Perubahan ekosistem, seperti penggundulan hutan, mungkin memaksa gajah untuk menyerang wilayah manusia, jelas para peneliti.

Akibatnya, gajah menghadapi tantangan baru dan situasi asing yang memaksa mereka untuk menyesuaikan perilakunya, termasuk dalam merespons kematian di komunitasnya.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memahami strategi ante-mortem (sebelum dan sesudah kematian) dan post-mortem (setelah kematian) gajah Asia dan menghubungkan perilaku tersebut dengan perubahan lingkungan dan penggundulan hutan. Namun Chase LaDue, ahli ekologi terapan di Kebun Binatang dan Kebun Raya Kota Oklahoma yang tidak terlibat dalam penelitian ini, mengatakan kehati-hatian harus dilakukan saat menafsirkan hasil ini. “

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Previous post Terpopuler: Cara Cek Ban Mobil untuk Mudik, Xpander Tabrak Kafe di Surabaya
Next post Kacamata Baca 32°N Diperkenalkan, Ini Kecanggihannya