Pemimpin yang Diinginkan Allah: Keadilan dalam Kepemimpinan Menurut Pandangan Islam

Read Time:2 Minute, 29 Second

JAKARTA – Tuhan menginginkan pemimpin yang memenuhi standar keadilan dan terhindar dari perlakuan tidak adil terhadap dirinya dan rakyatnya. Prinsip ini ditegaskan dalam sebuah hadits riwayat Bukhari Muslim yang membahas tentang penyelesaian perselisihan dalam masyarakat dengan cara damai sesuai dengan ajaran Al-Qur’an.

Artinya: Dari Abu Sa’id al-Khudri Radiyallahu Anhu: Rasulullah SAW bersabda, “Ya, orang yang paling dicintai Allah Azza Wajalla dan yang akan berada di dekat Kursi-Nya pada Pemimpin yang berbuat dan menjauhi tempat duduknya pada hari kiamat adalah orang yang kejam.” (HR Tirmidzi).

Pemimpin yang adil adalah mereka yang mampu mewakili keadilan tanpa diskriminasi, memperlakukan setiap orang sesuai haknya tanpa diskriminasi.

Dalam buku “Aqidah Akhlaq” karya Aminuddin dan Harjan Suhada disebutkan bahwa keadilan terhadap orang lain tergantung pada mampu menempatkan mereka pada tempatnya yang semestinya. Oleh karena itu, pemimpin yang adil adalah pemimpin yang menghormati hak warga negara, rakyatnya, dan bawahannya serta menjaga keseimbangan antara hak dan tanggung jawab.

Dengan berbuat adil maka seseorang akan menjadi gambaran yang dikehendaki Allah subhanahu wa ta’ala sebagai pemimpin, mampu menemukan tempat terdekat di sampingnya.

M. dalam sebuah hadits yang dikutip dalam “Zawahir al-Bukhari” oleh Mustafa Muhammad Imarah. Abdul Ghaffar, Rasulullah (saw) menjelaskan bahwa Allah subhanahu wa ta’ala akan melindungi pemimpin yang diidamkan di hari kiamat.

Pada hari ketika seluruh umat manusia, dari Adam (A.S.) hingga manusia terakhir, berkumpul di satu ladang yang luas dan matahari didekatkan kepada manusia, hanya naungan Allah subhanahu wa ta’ala yang bisa melindunginya.

Artinya: “Ada tujuh orang yang Allah lindungi dengan naungan-Nya di hari yang tidak ada naungan melainkan naungan-Nya, yaitu: pemimpin yang shaleh, pemuda yang tumbuh dengan beribadah kepada Tuhannya, orang yang hatinya melekat pada-Nya. .Muslim Dua orang yang saling mencintai karena Allah keduanya bersatu demi-Nya dan berpisah demi-Nya, dan seorang laki-laki yang diminta berzina oleh seorang wanita cantik dan bermartabat tetapi berkata, ‘Sesungguhnya aku takut kepada Allah’, yang memberi secara sembunyi-sembunyi. bahwa tangan kirinya tidak mengetahui apa yang dibelanjakan tangan kanannya, dan barangsiapa mengingat Allah di tempat yang tenang dan menitikkan air mata (HR Bukhari).

Sebagaimana dijelaskan dalam buku Hidup Untuk Tuhan, Rahasia Peradaban Berisiko Risky Hardyansah, pemimpin yang Allah subhanahu wa ta’ala uraikan dalam hadis adalah pemimpin yang selalu berusaha menjaga keadilan selama berada di dunia ini.

Pemimpin yang dikehendaki Allah subhanahu wa ta’ala, dijelaskan lebih lanjut dalam kitab tersebut, harus memahami bahwa apa yang diterimanya dalam pekerjaan dari gaji adalah pemberian dari orang yang dipimpinnya. Oleh karena itu, segala sesuatunya harus digunakan dengan itikad baik.

Bukan sebaliknya, ia memanfaatkan kesenangan yang ditawarkan rakyatnya untuk memuaskan keserakahannya. Bahkan jika Anda tidak melakukannya, Setan akan dengan mudah menyesatkan Anda. Jika iya, maka menurut hadits di atas Anda termasuk orang yang paling dibenci Allah subhanahu wa ta’ala.

Jadi menjadi pemimpin agama itu sangat sulit. Oleh karena itu, Nabi (SAW) pertama kali menyebutkan pemimpin yang shaleh dalam hadis tersebut. Usulan berbagai cara berangkat dan pulang salat Idul Fitri dari para ulama. Ada perbedaan pendapat dari para ulama besar mengenai dianrakyat.co.id.co.id 10 April 2024 ini

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Previous post Jelang Ramadan, Umi Pipik Ingatkan Dosa Gibah dan Gosip: Aib Orang Bisa Terdengar dari Timur ke Barat
Next post Presiden Resmi Mengundurkan Diri Gara-gara Ujaran Kebencian ke Yahudi