Pemudik yang Alami Pembesaran Prostat Tidak Dianjurkan Minum Minuman Manis, Ini Alasannya

Read Time:1 Minute, 59 Second

dianrakyat.co.id, Jakarta – Wisatawan harus memperhatikan kesehatannya, termasuk makanan dan minuman yang dikonsumsi. Wisatawan dengan pembesaran prostat disarankan untuk tidak minum minuman manis dalam perjalanan pulang. Menurut ahli urologi, meminum minuman manis bisa berdampak buruk pada kandung kemih.

“Bagi pelancong yang menderita pembesaran prostat, hal pertama yang harus diwaspadai saat bepergian adalah menghindari minuman yang meningkatkan frekuensi buang air kecil,” kata Dr. Samycha Jusuf, Sp.U, ahli urologi RS Abdi Waluyo Jakarta. , Kamis, dilansir Antara.

Samycha menuturkan, saat pulang ke rumah, waktu buang air kecil yang sangat singkat membuat banyak orang harus menanggungnya. Akibatnya, orang yang buang air besar memiliki risiko lebih tinggi terkena infeksi.

Jika menahan kencing dalam waktu lama, dikhawatirkan orang tersebut terkena penyakit ginjal akibat peradangan.

Oleh karena itu, Samycha menyarankan pasien menghindari minuman manis seperti teh dan kopi yang dapat meningkatkan jumlah urin, terutama pada malam hari.

“Tidak masalah lebaran, bulan puasa pun kalau minum teh frekuensi buang air kecil di malam hari meningkat,” kata Samycha.

Selain itu, hal yang sebisa mungkin harus dihindari oleh pasien dengan pembesaran prostat adalah penggunaan obat-obatan yang berbeda dengan alpha blocker. Misalnya, obat flu yang dijual bebas karena bertentangan dengan obat yang diresepkan dan menyebabkan peningkatan gejala.

Beliau merupakan dokter spesialis Urologi lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK-UI) Dr. Adistra Imam Satjakoesoemah, Sp.U, FICS menegaskan, obat anti influenza yang dikonsumsi pasien bertentangan dengan pengobatan yang diberikan dokter untuk membantu aliran urin dari kandung kemih.

Saat meminum obat seperti obat flu, banyak pasien yang dirawatnya datang ke IGD dengan keluhan sering buang air kecil.

“Jadi pada dasarnya pengobatannya sederhana, cukup hentikan obat flu dan berikan alpha blocker, jika tidak berhasil, lakukan operasi saja. Jadi ingat, tidak perlu minum obat flu,” kata Adistra.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Departemen Urologi RS Abdi Waluyo, Dr. Rochani, Sp.B, Sp.U(K) mengatakan, agar pemerintah dan otoritas jalan raya lebih memperhatikan jumlah tempat peristirahatan bagi pemudik yang melintasi jalan tersebut.

Keduanya, katanya, harus memahami bahwa toilet harus tersedia di setiap 50 kilometer jalan yang dilalui pemudik. Sebab rata-rata orang membutuhkan waktu empat jam untuk buang air kecil.

“Pemerintah kita mengimbau mereka yang mudik saat Idul Fitri untuk lebih memperhatikan hal ini. Khususnya di toilet perempuan, bisa terjadi antrian hingga 100 orang dan akhirnya mereka buang air kecil di jalan, dan itu tidak lagi menjadi masalah. Sangat sulit bagi jutaan orang untuk bepergian dan kamar mandi tidak mencukupi,” kata Rochani.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Previous post Mitos atau Fakta: Makan Nasi Saat Sahur Bikin Ngantuk Seharian?
Next post Bintang My Demon Kim Yoo Jung Donasikan Rp1,1 Miliar untuk Bantu Pengobatan Kanker pada Anak