Pengelola Ayam Goreng Nelongso Gelar IPO, Incar Dana Segar Rp 62,55 Miliar

Read Time:6 Minute, 15 Second

dianrakyat.co.id, Jakarta – Direktur Nelongso Fried Chicken, PT Bersama Puncak Tbk akan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (EIB) melalui penawaran umum perdana (IPO).

Dalam langkah tersebut, perseroan menawarkan sebanyak-banyaknya 225 juta saham yang mewakili 20% dari modal ditempatkan dan disetor setelah IPO, dengan nilai nominal Rp50 per saham.

Harga per sahamnya antara Rp 268- Rp 278. Dengan demikian, PT Bersama Puncak Tbk akan mengantongi maksimal Rp 62,55 miliar dari IPO.

Bersamaan dengan penawaran umum perdana, perseroan juga akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 225 juta waran Seri I atau 25% dari jumlah saham yang ditempatkan dan disetor penuh, pada saat pengajuan pernyataan pendaftaran IPO. Bonus seri pertama akan ditawarkan secara gratis sebagai insentif kepada pemegang saham yang ditawarkan pada Tanggal Distribusi.

Pemegang setiap saham yang ditawarkan berhak atas Waran Seri I yang memberikan hak kepada setiap pemegang Waran Seri I untuk memperoleh satu saham Perusahaan Penerbit Pendiri dengan harga pelaksanaan Rp400 per Waran Seri I.

Bonus Seri I akan dapat dilaksanakan dalam bentuk saham Perusahaan 18 bulan setelah tanggal pencatatan Bonus Seri 1, dan satu hari sebelum ulang tahun ke-2 pencatatan Bonus Seri 1, yaitu mulai tanggal 15 Agustus 2025 sampai dengan tanggal 13 Februari. , 2026 . .

Pemegang waran seri pertama tidak mempunyai hak yang sama dengan saham.

Jika Bonus Seri Pertama tidak digunakan pada tanggal habis masa berlakunya, Bonus Seri 1 akan habis masa berlakunya, dan menjadi batal demi hukum. Jangka waktu jaminan seri pertama tidak dapat diperpanjang. Waran Seri I memiliki nilai pelaksanaan maksimum $90 miliar.

Pada Jumat (19/1/2024), saat halaman e-IPO dibuka, sekitar 3,48% sumber daya IPO akan dialokasikan untuk pembelian mesin dan peralatan operasional guna mendukung proses distribusi produk dan bahan baku yang lebih baik.

Selanjutnya, sekitar 10,16% dialokasikan untuk perpanjangan masa sewa tempat penjualan lama dan perluasan operasional perseroan. Sekitar 22,54% dari Rp tersebut kemudian digunakan untuk memodernisasi tempat penjualan, gudang, perkantoran, dan sistem otomasi.

Sisanya sebesar 63,82% dana IPO akan digunakan untuk biaya operasional/operasional seperti pembelian bahan baku, biaya pengembangan produk, pemasaran dan branding. Pada saat yang sama, modal yang diperoleh Perseroan melalui pelaksanaan bonus berlangganan seri pertama akan digunakan untuk meningkatkan modal operasional Perseroan.

Ini termasuk pembelian dan penjualan bahan baku. Pasca IPO, perseroan berencana membagikan dividen sebanyak-banyaknya 20% dari laba bersih perseroan saat ini setelah pajak hingga 31 Desember 2024 dan seterusnya berdasarkan kapasitas arus kas perseroan.

Dividen bergantung pada berbagai faktor, termasuk laba ditahan, kinerja operasional dan keuangan, kondisi keuangan, kondisi likuiditas, prospek bisnis masa depan, kebutuhan uang tunai, dan peluang bisnis. Berikut jadwal IPO PT Bersama Puncak Tbk:

Periode Penawaran Perdana: 19-24 Januari 2024

Perkiraan tanggal efektif: 31 Januari 2024

Tanggal Penawaran Umum Perdana: 2-12 Februari 2024

Perkiraan tanggal rilis: 12 Februari 2024

Perkiraan tanggal rilis elektronik: 13 Februari 2024

Perkiraan Pencatatan Saham dan Obligasi di BEI: 15 Februari 2024

Perkiraan dimulainya garansi Seri 1: 15 Februari 2024

Penyelesaian Awal Perdagangan Waran Seri 1

– Pasar reguler dan perdagangan : 10 Februari 2024

– Pasar spot: 12 Februari 2024

Penerbitan perdana waran seri pertama dijadwalkan: 15 Februari 2024

Perkiraan tanggal pelaksanaan waran Seri 1: 13 Februari 2024

Sebelumnya diberitakan, Bursa Efek Indonesia (EIB) menargetkan sekitar 62 saham baru yang akan dicatatkan melalui penawaran umum perdana (IPO). Jumlah tersebut lebih rendah dibandingkan hasil IPO 2023.

Iman Rahman, Direktur Utama BEI, seperti dikutip, Senin (1/1/2024): “Kalau bicara IPO tahun depan, jumlahnya 61 atau 62.”

Hingga akhir tahun 2023, bursa setidaknya sudah mengantongi separuh dari target IPO berjalan, yaitu 30 perusahaan. Merujuk POJK No 53/POJK.04/2017, terdapat 9 perusahaan besar yang bernilai di atas Rp 250 miliar. Kemudian, terdapat 19 perusahaan dengan rata-rata aset antara Rp50 miliar hingga Rp250 miliar, dan sisanya 2 perusahaan dengan aset kecil di bawah Rp. Sedangkan rincian lapangannya adalah sebagai berikut:

• 3 perusahaan di bidang bahan baku

• 6 perusahaan di sektor siklus konsumsi

• 4 perusahaan di sektor konsumen non-siklus

• 2 perusahaan di bidang energi

• 0 perusahaan di sektor keuangan

• 0 perusahaan di bidang kesehatan

• 5 perusahaan di sektor industri

• 3 perusahaan di bidang infrastruktur

• 1 perusahaan real estate dan real estate

• 5 perusahaan di bidang teknologi

• 1 perusahaan di bidang transportasi dan logistik

Secara total, bursa menargetkan pencatatan efek baru yang terdiri dari saham, surat utang dan sukuk (EBUS), serta 230 pencatatan saham (rights issue) pada tahun 2024.

Target tersebut meningkat dari target revisi tahun ini sebanyak 200 pendaftaran, namun turun signifikan dibandingkan pencapaian akhir tahun lalu yang mencapai rekor 385 pada 27 Desember 2023.

Lebih lanjut, EIB bermaksud meningkatkan rata-rata nilai perdagangan harian (RNTH) menjadi Rp 12,25 miliar 250 miliar dan menambah investor baru. Tahun depan, bursa saham akan meluncurkan sarana investasi ekuitas berjangka unik (SSF) pada kuartal pertama tahun 2024.

Seperti diberitakan sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (EIB) meraih hasil mengesankan di tahun 2023.

“Dari segi jumlah IPO di Indonesia pada tahun 2023, terdapat 79 emiten atau 6% dari total jumlah IPO global yang menempati peringkat keenam dunia,” kata Direktur Utama BEI Iman Rahman dalam konferensi pers di Jakarta, Sabtu. . . (30/12/2023).

Secara global, akan ada 1.298 IPO pada tahun 2023. Indonesia berada di bawah Bursa Efek Tokyo, dengan 86 IPO, atau 7% dari IPO global.

Pertama, saham India yang melakukan 220 IPO atau 17% dari total IPO, diikuti oleh Shenzhen dengan 129 IPO atau 10% dari total IPO, peringkat ketiga adalah saham AS dengan 105 IPO atau 8% dari total IPO global, Shanghai dengan 86 IPO atau setara dengan 8 IPO. % dari total IPO global.

Sementara itu, dalam hal modal yang diperoleh melalui penawaran umum perdana (IPO), Indonesia menempati peringkat ke-9 dengan $3,6 miliar. Capaian tersebut setara dengan 3% dari total sumber daya yang berhasil dihimpun IPO global yang mencapai US$123,3 miliar.

Pada tahun 2023, pencatatan obligasi baru di BEI akan mencakup 79 saham, 120 penerbitan obligasi, 3 ETF, 2 EBA-SP, dan 182 obligasi terstruktur, dengan total kapitalisasi saham Rp54,140 miliar dan obligasi Rp126,97 miliar.

“Pencatatan tambahan 79 saham baru pada tahun 2023. Ini merupakan pencapaian terbesar sepanjang sejarah pasar modal Indonesia.

Jumlah perusahaan yang tercatat di BEI hingga saat ini mencapai 903 emiten. Jumlah ini meningkat sebesar 9,3%. Dengan 990 emiten, ini merupakan yang terbesar kedua di kawasan ASEAN setelah Bursa Efek Malaysia, meningkat sebesar 2,1%.

Diberitakan sebelumnya, Mandri Securitas optimis pasar modal Indonesia tetap bergairah di tahun 2024. Direktur Utama Mandri Securitas Oki Ramadana memperkirakan perusahaan akan disibukkan dengan penawaran umum perdana (IPO) pada paruh kedua tahun depan.

Okie telah mencermati situasi pasar. Perlu diketahui, setidaknya akan ada dua sentimen utama yang menjadi perhatian pasar pada tahun mendatang, seperti pemilihan umum (Elections) dan kebijakan suku bunga Federal Reserve (AS).

“Tetapi ada juga yang mendorong IPO lebih awal. “Tapi biasanya (kebanyakan) pertengahan tahun,” kata Oki saat jumpa pers di Jakarta, Selasa (19/12/2023).

Sebelum perusahaan mengambil keputusan pertamanya, terlebih dahulu mempertimbangkan fundamental perusahaan dan faktor pertumbuhannya. Menurut Oki, jika suatu perusahaan memiliki faktor pertumbuhan yang baik maka akan mendukung IPO lagi. Dengan asumsi IPO terjadi pertengahan tahun, maka calon emiten akan mengajukan laporan keuangan tahunan atau laporan untuk tahun yang berakhir pada 30 Desember.

“Jadi kita lihat faktor pertumbuhannya, kalau tidak ada faktor pertumbuhannya tidak akan laku,” tambah Oki.

Melihat laman e-IPO, saat ini terdapat tujuh perusahaan dalam tahap penawaran perdana atau pembuatan buku yang akan dicatatkan di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2024.

Emiten potensial antara lain PT Multi Spunindo Jaya Tbk, PT Samcro Hyosung Adiwisata Tbk, PT Sinergi Multi Lestarindo Tbk, PT Adhi Kartiko Pratama Tbk, PT Citra Nusantara Gemilang Tbk, PT Manggung Polahraya Tbk, dan PT Asri Karya. Rabbi Kahiya Putri Abdi.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Previous post Motor Hybrid Ini Sudah Bisa Dipesan, Siap-siap Kaget Lihat Harganya
Next post Memahami Perbedaan Antara Panic Attack dan Anxiety Attack