Selain Stunting, TBC Jadi Isu Kesehatan yang Disorot Ganjar-Mahfud

Read Time:2 Minute, 47 Second

dianrakyat.co.id, Pasangan calon presiden dan wakil presiden Tim Sayap Nasional (TPN) DKI Jakarta nomor urut tiga, dr Drippa Sajabana MKs mengatakan, selain stunting, tuberkulosis atau tuberkulosis merupakan masalah kesehatan yang menjadi perhatian Ganjar. Paranoo dan Mahmood MD.

Jika Ganjar-Mahfoud terpilih sebagai presiden dan wakil presiden, maka kedua masalah kesehatan ini akan menjadi prioritas Ganjar-Mahfoud.

“TBC dan stunting merupakan dua permasalahan besar yang harus kita atasi. “Kita ingin mengedepankan pencegahan karena penting untuk mendeteksi TBC sejak dini,” kata Drippa Sajabana dalam perbincangan publik bersama tim pemenangan calon presiden dan wakil presiden: The Final Rally Race to End Tuberculosis, 31 Januari 2024 di Jakarta.

Salah satu upaya deteksi kasus tuberkulosis dan menekan kasus yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberkulosis merupakan program unggulan pasangan Ganjar-Mahfoud, yaitu program 1 desa, 1 fasilitas kesehatan, 1 tenaga kesehatan dan 10 juta rumah tangga.

Dripa juga mengatakan akan ada kader pendukung tuberkulosis yang akan menyusahkan pasangan Ganjar-Mahfoud jika nantinya terpilih menjadi presiden dan wakil presiden pada pemilu 2024, kata calon presiden dan wakil presiden lainnya.

Hadir pula dalam pertemuan tersebut tim calon presiden dan wakil presiden lainnya yang menyampaikan pidato mengenai upaya pemberantasan tuberkulosis. Dewan Pakar Tim Nasional (AMIN) Anies-Muhaimin, Dr. Gaines Erawan, SPPD, mengatakan fokusnya adalah pada upaya promotif dan preventif pengendalian tuberkulosis.

Sementara itu, Tim Pemenangan Nasional (TKN) Prabowo-Jabran menyebut jika menang, ada kemungkinan dibentuknya lembaga pemberantasan tuberkulosis.

“Oleh karena itu, besar kemungkinan akan dibentuk suatu badan nasional untuk memerangi tuberkulosis, mulai dari presiden, menteri, TNI hingga tingkat kota. “Siapa pun yang menang, kita harus bersatu untuk mengakhiri TBC,” kata Dewan Pakar Kesehatan Tim Nasional Kemenangan Prabowo-Jibran, dr. Benyamin P. oktavianus, spp.

Di akhir acara, ketiga tim pemenangan calon presiden dan wakil presiden menandatangani komitmen bersama untuk mengakhiri tuberkulosis pada tahun 2030.

Masyarakat Indonesia mempunyai tiga pilihan: keterlibatan yang berarti dari komunitas yang terkena dampak TBC dalam upaya pengendalian TBC; Memprioritaskan pendanaan TBC di tingkat nasional dan daerah pada sektor politik dan kesehatan. Meningkatkan ketersediaan dan akses terhadap layanan tuberkulosis berkualitas berbasis hak dan gender di fasilitas kesehatan pemerintah dan swasta.

Ketua Yayasan Stop TB Partnership Indonesia, Dr. Nurul Nadia H.W. Luntungan, M.PH, menyampaikan Indonesia merupakan negara dengan beban TBC tertinggi kedua di dunia. Pada tahun 2023, masih ada ratusan ribu orang yang tidak mengetahui bahwa dirinya mengidap TBC dan penyakit ini akan terus menular ke masyarakat.

“Masih ada masyarakat yang terdiagnosis TBC namun belum memulai pengobatan. Hal ini mungkin karena kurangnya kesadaran mereka tentang TBC atau karena mereka merasa malu karena stigma dan prasangka yang ada,” kata Norwal.

Noorul Haq juga berpesan kepada ketiga tim, siapapun yang menang pada pemilu 2024 bisa mengakhiri TBC dengan bekerja sama.

“Hanya dengan kerja sama, kepemimpinan yang kuat dan investasi yang efektif, serta kolaborasi lintas sektor, Indonesia dapat mengakhiri tuberkulosis pada tahun 2030,” kata Nurul.

Pada saat yang sama, hadir pula Arlina Burhan, dokter spesialis paru RS Prasahabatan Jakarta yang menangani penyakit tuberkulosis. Ia mengatakan siapa pun yang menjadi presiden bisa menyelesaikan permasalahan tuberkulosis di Indonesia.

“Saya ingin tuberkulosis menjadi perhatian khusus bagi setiap saudara yang ditunjuk dan dipercaya memimpin bangsa Indonesia.” “Mohon perhatian terhadap tuberkulosis dan lakukan segala upaya agar kita bisa mencapai pemberantasan pada tahun 2030,” kata Arlena.

Pakar tuberkulosis ini menegaskan, tuberkulosis bukan sekadar masalah medis. Sebagai seorang dokter dengan pengalaman lebih dari 30 tahun, tidak banyak masalah kesehatan yang disebabkan oleh tuberkulosis.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Previous post Innalillahi, Presenter Hilbram Dunar Meninggal Dunia di Usia 48 Tahun
Next post JK Sebut Sudah Saatnya Indonesia Jadi Pemberi Beasiswa Bagi Mahasiswa Negara Lain