Doa Buka Puasa Dzahaba Dzoma’u, Ini Bedanya dengan Allaahumma Lakasumtu

Read Time:3 Minute, 45 Second

dianrakyat.co.id, Jakarta – Umat Islam yang berpuasa disarankan untuk membaca doa buka puasa Dzahaba Dzoma’u sebelum menyantap hidangan buka puasa. Doa ini mengandung makna yang menggambarkan keadaan fisik seseorang setelah berpuasa, dimana rasa haus telah hilang dan tenggorokan terasa lembab, menandakan bahwa waktu berbuka telah tiba.

Selain itu, doa Dzahaba Dzoma’u juga meramalkan pahala yang ditetapkan Allah SWT atas puasa yang dilakukan. Ini adalah doa yang sangat penting selama puasa bagi umat Islam.

Perbedaan doa Dasahaba Dzomu berbuka puasa dengan Allahumma Lakasum terletak pada makna dan fokusnya. Doa dzaba dzoma’u lebih menekankan pada kondisi fisik dan harapan pahala. Sedangkan Allahumma Lakasum lebih menekankan pada hubungan pribadi dengan Allah dan mengakui cinta-Nya.

Meski keduanya merupakan shalat yang sah dan dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW, namun umat Islam perlu memahami secara cermat perbedaan makna dan fokusnya.

Berikut dianrakyat.co.id mengulas salat Dzahaba Dzoma’u berbuka puasa Rabu (20/3/2024) lebih detail.

Doa Para Sahabat Berbuka Puasa Arab : ْرُ إِنْ شَاءَاللهُ

Dzahabazh dzhoma’u wabtallatil’ uruqu wa tsabatal ajru Insya Allah.

Itu berarti:

“Setelah menghilangkan dahaga, membasahi tenggorokan, semoga Allah menentukan pahala.” (H.R.Abu Dawud)

Sebagaimana tercantum dalam kitab Fath al-Mu’in, doa berbuka puasa adalah SAW Sunnah Rasulullah. Disunnahkan seseorang mengucapkan setelah berbuka puasa: ‘Allahumma laka samtu, wa’ala risqika aftartu, wa yazid (bila berbuka puasa dengan air): djhaba dasamau wabtaltil ‘urukhu, watsabatal ajru in sha Allahu ta’ ala.”

Doa berbuka puasa Dzabazh Dzhoma’u mempunyai makna yang menggambarkan kondisi fisik seseorang setelah selesai berpuasa. Dalam doa ini, umat Islam menyatakan bahwa rasa hausnya terpuaskan dan tenggorokan menjadi lembab, menandakan bahwa telah tiba waktunya berbuka.

Selain itu, umat Islam berharap kepada Allah SWT yang menentukan pahala puasanya, yang mengandung makna keyakinan akan keadilan dan rahmat Allah dalam membalas segala amal shaleh yang dilakukan hamba-hamba-Nya.

Sedangkan doa berbuka puasa “Allahumma lakasumtu wabika amantu waala riskika aftortu birahmatika ya arahmar-ruhimin” mempunyai makna yang lebih luas. Berikut teks doa berbuka puasa berbahasa Arab, Allahumma lakasumtu:

Tuhan memberkati

Allahumma lakasumtu wabika amantu waala riskika aftortu birahmatika ya arahmar-ruhimin.

Itu berarti:

“Ya Allah aku berpuasa karena Engkau, aku beriman bersamaMu, aku berserah diri kepadaMu, aku berbuka karena dukunganMu ya Allah Yang Maha Penyayang.”

Dalam doa ini, umat Islam menyatakan bahwa mereka berpuasa karena Allah, bahwa mereka beriman kepada-Nya, dan bahwa mereka tunduk dan bersandar kepada-Nya dalam segala hal, termasuk penghidupan mereka. Memohon rahmat Allah Yang Maha Penyayang, umat Islam berharap Allah menerima puasa mereka dan memberikan keberkahan dalam hidup mereka.

Doa Allahumma Lakasumtu mencerminkan kepasrahan dan kepasrahan sepenuhnya terhadap kehendak Tuhan dalam menjalankan ibadah sehari-hari. Inilah doa sah berbuka puasa yang dijelaskan dalam kitab Sulaiman Bujairimi Hasiyatul Bujairimi.

Perbedaan makna kedua doa berbuka puasa ini terlihat dari penekanannya. Sholat “Dzahabazh dzhoma’u” lebih menekankan pada kondisi fisik dan harapan pahala, sedangkan sholat “Allahumma Lakasumtu” lebih menekankan pada hubungan pribadi dengan Allah dan mengakui cinta-Nya.

Namun umat Islam mencerminkan rasa syukur, ketaatan, dan harapan kepada Allah ketika mereka berpuasa dua salat tersebut.

Berbuka puasa merupakan momen yang ditunggu-tunggu umat Islam setelah seharian penuh lapar dan haus. Namun perlu diingat bahwa Nabi Muhammad SAW tidak pernah mengajarkan puasa secara berlebihan. Sebagaimana dikatakan Pengadilan Agama Samarinda, makan dan minum boleh, namun tidak berlebihan, karena Allah tidak menyukai kelebihan.

Firman Allah dalam suratul A’raf ayat 31 sangat menekankan pentingnya menjaga keseimbangan makan dan minum. “Makan dan minumlah, namun jangan berlebihan, karena Allah tidak menyukai orang yang berlebihan.”

Mengutip buku pintar Arfiani 50 Adab Islam, ia menekankan bahaya makan dan minum berlebihan saat berbuka. Rasulullah sendiri pernah bersabda bahwa perut yang kenyang adalah bejana yang paling buruk bagi manusia. Perilaku berlebihan tersebut tidak hanya berbahaya bagi kesehatan, namun juga menyia-nyiakan manfaat puasa yang semula ingin dicapai.

Oleh karena itu, penting bagi umat Islam untuk menjaga keseimbangan dan menghindari makan dan minum berlebihan saat berbuka.

“Tidak ada anak Adam yang mengisi bejana yang lebih buruk dari perutnya.” (AD. Tirmihi)

Bapak Mukhtar, Kepala Promotor Kesehatan Fungsional Ahli Gizi di RSU Cut Metia, Kabupaten Aceh Utara, menekankan pentingnya memilih makanan yang tepat saat berbuka puasa. Dikutip Radio Republik Indonesia, Pak Mukhtar menyarankan untuk mengonsumsi makanan ringan yang mengandung sayur-sayuran dan karbohidrat kompleks, yang memberikan rasa kenyang dan energi yang tahan lama.

Disarankan untuk mengonsumsi makanan berprotein tinggi seperti telur untuk memastikan tubuh mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan saat berbuka.

Menghindari makan berlebihan di pagi hari dan berbuka puasa merupakan bagian dari strategi puasa yang diajarkan Rasulullah SAW. Sebaliknya, sesuai dengan tuntunan Sunnah Nabi, dianjurkan untuk berbuka puasa dengan cepat ketika azan terlambat tiba.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Previous post Uni Emirat Arab Bantah Banjir Dubai Terjadi Akibat Modifikasi Cuaca
Next post Kronologi Kecelakaan yang Dialami Mandala Shoji, Istri dan Anak, Mobil Ringsek Parah