0 0
Read Time:2 Minute, 36 Second

dianrakyat.co.id, Jakarta – Setelah meluncurkan Gemini 1.0 pada Desember lalu, Google merilis Gemini 1.5 dengan peningkatan yang lebih dramatis.

Salah satu peningkatan masalah tersebut adalah kemampuan memahami konteks yang lebih luas.

“Jendela konteks model AI terdiri dari token, yang merupakan blok bangunan yang digunakan untuk memproses informasi. Token yang dimaksud dapat berupa kata, gambar, video, audio, atau bagian atau subbagian kode. “Semakin banyak informasi yang dapat diberikan oleh model” dapat diambil dan diproses melalui perintah tertentu. Jadi hasil Anda lebih konsisten, relevan, dan bermanfaat,” kata Google tentang peningkatan Gemini 1.5.

Mengutip 9to5Google, per Sabtu (17 Februari 2024) Gemini 1.5 Pro memiliki jendela konteks default sebanyak 128.000 token. Sebagai perbandingan, Gemini 1.0 memiliki 32,000 token.

Jumlah token di Gemini 1.5 setara dengan 700.000 kata, 30.000 baris kode, 11 jam audio, atau 1 jam video. Sebagai perbandingan, GPT-4 Turbo memiliki 128.000 token.

Google Gemini 1.5 Pro juga diklaim mampu menganalisis, mengkategorikan, dan merangkum konten dalam jumlah besar dengan baik berdasarkan permintaan yang diberikan.

Misalnya, dengan transkrip misi Apollo 11 setebal 402 halaman, model AI mampu memperhitungkan informasi dari percakapan, peristiwa, dan detail yang ditemukan di seluruh dokumen.

Selain itu, Gemini 1.5 Pro juga dapat melakukan tugas pemahaman dan penalaran yang sangat canggih di berbagai modalitas, termasuk video.

Misalnya, ketika Buster Keaton diberi waktu 44 menit tanpa dialog apa pun, model tersebut mampu menganalisis berbagai titik plot dan peristiwa secara akurat. Faktanya, model AI dapat merumuskan kesimpulan bahkan tentang detail kecil yang mungkin terlewatkan.

Model Gemini 1.5 Pro AI dapat menyelesaikan tugas pemecahan masalah yang lebih relevan dengan blok kode yang lebih panjang.

Dengan instruksi yang berisi lebih dari 100.000 baris kode, model AI mampu merumuskan kesimpulan yang lebih baik, menyarankan penyesuaian yang berguna, dan menjelaskan cara kerja berbagai bagian kode.

Sebelumnya, Google mengumumkan perubahan nama menjadi Google Bard. Layanan kecerdasan buatan Google Bard sekarang resmi menjadi Gemini.

Informasi perubahan nama ini diungkap seminggu lalu oleh pengembang Google Gemini melalui akun X miliknya. Terbaru, setelah pergantian nama, Google melakukan beberapa pembaruan.

Salah satunya, kehadiran aplikasi ini kini telah meluas ke lebih banyak wilayah, antara lain Amerika Latin, Afrika, Asia Pasifik, dan Kanada, seperti dikutip dari GSM Arena, Kamis (15 Februari 2024).

Informasi tersebut dirilis langsung oleh Product Lead Gemini Jack Krawczyk melalui akun X miliknya. Ia juga mengatakan bahwa Google sedang berupaya menghadirkan layanan ini ke Eropa dalam waktu dekat.

Meski masih diterapkan secara bertahap, pengguna perangkat Android sebenarnya sudah bisa melakukan sideload aplikasi Gemini. Menurut beberapa laporan, aplikasi ini berfungsi dengan baik meskipun diunduh secara mandiri.

Harap diingat bahwa aplikasi Gemini menggantikan Google Assistant setelah diinstal pada perangkat Android Anda. Namun, layanan tersebut dikatakan tidak mampu melakukan banyak tugas dasar yang sebenarnya dapat dilakukan oleh Asisten Google.

Misalnya, Gemini tidak dapat meminta Anda melakukan hal-hal seperti menyetel alarm dan pengingat atau menjalankan aplikasi, termasuk mengakses kontrol rumah pintar.

Sebagai referensi, Google resmi mengganti nama chatbot Bard menjadi Gemini pada Kamis 8 Februari 2024 waktu setempat.

Perusahaan juga meluncurkan aplikasi Google Gemini khusus untuk perangkat Android dan menggabungkan semua fitur Duet AI dari Google Workspace ke dalam Gemini.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D