Kurangi Durasi Layar Gadget, Balita Lebih Pintar Saat Berinteraksi dengan Orangtua

Read Time:4 Minute, 8 Second

dianrakyat.co.id, Jakarta – Di era digital ini, gadget seakan menjadi bagian hidup yang tidak bisa dipisahkan. Tidak jarang orang tua memberikan gadget kepada anak kecil untuk dimainkan. Alasannya bermacam-macam, mulai dari menenangkan anak hingga mengenalkan teknologi sejak dini.

Topik anak-anak dan screen time selalu menjadi topik perdebatan. Dilansir dari Verywell Family, American Academy of Pediatrics (AAP) merekomendasikan agar bayi di bawah 18 bulan tidak menonton layar apa pun, dan anak berusia 18-24 bulan hanya boleh menonton media digital berkualitas tinggi dengan pengawasan orang tua.

Sebuah studi baru dari Vanderbilt University ingin mengetahui apakah anak-anak benar-benar belajar dari layar. Para peneliti mengamati anak-anak yang sering mengambil foto “selfie” keluarga melalui ponsel pintar dan menemukan bahwa mereka memahami hubungan antara foto dan kenyataan. Hasil ini dibandingkan dengan anak-anak pada tahun 1990an yang tidak memiliki pemahaman tersebut.

Penelitian ini memperkuat penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Georgene Troseth, PhD, profesor psikologi di Vanderbilt, yang menunjukkan bahwa anak kecil tidak belajar dari layar saja. Mereka membutuhkan lebih banyak interaksi tatap muka dengan orang dewasa untuk belajar dan tumbuh.

Efek Visual Ponsel Terhadap Pembelajaran Anak

“Visual merupakan salah satu media edukasi anak yang banyak digunakan, seperti buku, aplikasi, dan video. Selain itu, banyak orang tua yang memiliki smartphone sehingga anak-anak sering terpapar foto selfie keluarga,” ujar Dr. Troseth, peneliti utama penelitian ini dilaporkan oleh keluarga Verywell.

“Kami bertanya-tanya apakah paparan banyak foto instan dari orang-orang yang dikenal, termasuk diri mereka sendiri, akan membantu anak-anak menggunakan gambar untuk mendapatkan informasi.”

Sebuah penelitian menarik pada tahun 1994 menunjukkan bahwa anak-anak berusia 2 tahun mengalami kesulitan memahami informasi yang terkandung dalam gambar. Ketika diperlihatkan gambar furnitur dengan mainan tersembunyi, mereka tidak dapat menggunakan informasi tersebut untuk menemukan mainan tersebut di ruangan lain.

Namun, ketika diberitahu secara lisan di mana mencari mainan tersebut, mereka dapat menemukannya. Hal ini menunjukkan bahwa pada usia ini, anak dapat menyelesaikan tugas dengan informasi yang relevan.

Sebuah studi baru-baru ini yang dilakukan oleh para peneliti Vanderbilt menguji apakah pengalaman anak-anak dengan foto digital membantu mereka memahami gambar. Hasilnya menunjukkan bahwa melihat foto ponsel atau gambar yang dicetak tidak membantu mereka memahami gambar lebih baik dibandingkan anak-anak pada tahun 1990an.

“Semua selfie keluarga tidak membantu anak-anak memahami bagaimana gambar dapat mewakili situasi nyata,” kata Dr. Troseth, salah satu peneliti.

Bagian penting dari penelitian modern ini melibatkan anak-anak kecil yang membantu peneliti mengambil foto instan dengan ponsel pintar untuk membantu orang lain menemukan mainan. Hal ini membantu anak memahami bahwa gambar dapat menyampaikan pesan.

Penelitian ini menunjukkan bahwa meskipun anak-anak di era digital dihadapkan pada banyak gambar, mereka tetap membutuhkan bantuan untuk memahami representasi visual. Interaksi dan pengalaman langsung, seperti membantu mengambil gambar, dapat membantu anak mengembangkan keterampilan ini.

Berpikir simbolik, kemampuan berpikir tentang objek dan peristiwa yang tidak ada di hadapan kita, merupakan komponen kunci dalam perkembangan imajinasi anak. Salah satu cara untuk membantu anak-anak belajar berpikir simbolik adalah dengan menggunakan gambar, termasuk selfie.

Menurut Dr. Troseth, orang tua sekarang bisa menunjukkan hubungan antara gambar di layar dan kenyataan. Saat berfoto selfie bersama anak, tunjukkan bahwa Anda berdua sedang duduk dan melihat foto bersama. Ini membantu anak-anak memahami hubungan antara gambar dan kenyataan.

Ketika anak Anda melihat foto di ponsel Anda, dorong mereka untuk mengingat dengan mengingatkan mereka di mana dan apa yang mereka lakukan saat foto itu diambil. Hal ini memperkuat pemahaman mereka tentang gambar sebagai representasi momen nyata.

Selain itu, penting untuk membedakan gambar dan video yang menampilkan orang dan peristiwa nyata (seperti selfie dan video call dengan nenek) dengan gambar fantasi, seperti kartun. Percakapan singkat tentang perbedaan-perbedaan ini membantu anak-anak memahami berbagai jenis representasi visual.

Temuan penelitian yang menunjukkan bahwa anak-anak tidak mempelajari konsep kompleks sebelum layar tidak mengejutkan dokter anak di New York City Kelly Fradin, MD. Hal ini sesuai dengan penelitian yang menunjukkan interaksi dengan orang tua lebih bermanfaat bagi perkembangan otak anak kecil dibandingkan layar gadget.

Namun seperti dilansir Verywell Family, Dr. Fradin tidak ingin orang tua merasa bersalah karena menggunakan layar secara fungsional untuk anak-anaknya. Program berkualitas tinggi, seperti program yang menggunakan lagu dan sajak, dapat mendidik dan membantu mengembangkan literasi media dan keterampilan kognitif.

Dr. Fradin juga memberikan beberapa contoh manfaat layar, seperti video chat dengan anggota keluarga. Meski demikian, ia mengingatkan para orang tua agar berhati-hati dengan trik pemasarannya dan tidak mudah tertipu dengan berbagai aplikasi dan game edukasi yang menjanjikan banyak hal.

Membacakan, berbicara, dan menyanyikan lagu untuk anak Anda adalah cara mudah untuk meningkatkan pembelajaran mereka. dr. Kelly Fradin, MD mengatakan, “Membiarkan anak kecil berpartisipasi dalam pekerjaan rumah tangga seperti menyiapkan makanan atau mencuci pakaian dapat menjadi pengalaman sensorik dan pembelajaran yang kaya.”

Bermain bebas juga penting untuk tumbuh kembang anak. dr. Fradin mengingatkan orang tua bahwa “bahkan ketika sesuatu tampak tidak ‘mendidik’—seperti anak-anak mengatur mobil, membuat balok, atau berjalan berputar-putar—bermain bebas memberikan manfaat besar bagi pendidikan, harga diri, dan kesejahteraan emosional anak. .”

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Previous post 5 Tips Mendeteksi Kerusakan Shockbreaker Sepeda Motor
Next post Kim Nam Joo Tampil Mengharukan di Drama Korea Wonderful World, Penonton Ikutan Mewek