Menkes Budi Gunadi Sadikin: Vaksin TB Jadi Penentu Keberhasilan Eliminasi TB 2023

Read Time:2 Minute, 18 Second

dianrakyat.co.id, Jakarta – Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) dan Stop TB Indonesia Partnership menghadiri pertemuan di Filipina untuk membahas langkah-langkah mencapai eliminasi TBC pada tahun 2030. Pertemuan tersebut menyebutkan bahwa kolaborasi, inovasi dan politik Komitmen sangat diperlukan untuk mencapai eliminasi TBC pasca pandemi COVID-19 melanda dunia.

Menteri Kesehatan Republik Indonesia (Menkesh Ri), Budi Gunadi Sadikin, juga berbagi pengalaman dan strategi, seperti digitalisasi layanan TBC, peningkatan infrastruktur, dan kerja sama lintas sektoral dalam pemberantasan TBC. “Di Indonesia, Jaminan Kesehatan Nasional tidak akan membiayai fasilitas kesehatan jika data pasien tidak dimasukkan ke dalam sistem informasi tuberkulosis. Hal ini dapat membantu efisiensi pendataan pasien,” kata Menteri Kesehatan Budi, Selasa melalui situs Sehat Negeriku. , 19 Maret 2024.

Menteri Kesehatan Budi juga menyinggung pentingnya vaksinasi untuk mengatasi penyakit menular seperti tuberkulosis (TB). Ia menemukan bahwa vaksin TBC menentukan keberhasilan pemberantasan penyakit, seperti dalam kasus cacar.

Ia juga mengatakan bahwa vaksin untuk melawan Covid-19 bisa selesai dalam waktu 22 bulan, sehingga membingungkan mengapa tidak ada vaksin yang lebih baik untuk melawan tuberkulosis. Selain itu, Menteri Kesehatan Budi juga mengakui bahwa kemitraan merupakan faktor kunci dalam percepatan pemberantasan penyakit tuberkulosis dan meyakini kerja sama akan membawa keberhasilan dalam mengakhiri penyakit ini.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan RI Imran Pambudi menekankan pentingnya kemitraan multisektor dalam upaya pemberantasan tuberkulosis (TB) di Indonesia. Mulai dari pencegahan, promosi kesehatan, hingga pemberian akses layanan.

Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Melki Laka Lena juga berbagi praktik baik kerja sama lembaga legislatif dan eksekutif dalam pengembangan program pendidikan TBC. Program ini juga berfokus pada populasi rentan di daerah terpencil, daerah kumuh perkotaan, penjara dan komunitas marginal.

“Kami juga berupaya menyebarkan pesan pencegahan dan pengobatan TBC yang efektif melalui kampanye yang melibatkan organisasi lokal dan tokoh masyarakat,” katanya.

Dalam kesempatan tersebut, Ketua End TB Indonesia Partnership Nurul Luntungan mengatakan, mencapai eliminasi TBC di Indonesia pada tahun 2030 memerlukan kerja sama, investasi berkelanjutan, komitmen politik, dan kepemimpinan yang kuat. Ia menekankan pentingnya memastikan implementasi Perpres 2021 terus diperkuat melalui kerja sama multisektor dan pendanaan yang memadai di tingkat global, nasional, dan subnasional.

Sementara itu, Asisten Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Global Jepang, Dr. Eiji Hinoshita, juga mengatakan bahwa seluruh pemangku kepentingan harus bekerja sama untuk meningkatkan inovasi dalam menanggulangi pandemi dan pengendalian TBC. Ia menekankan pentingnya strategi dan kerja sama G-20 untuk Mengakhiri TBC pada tahun 2030, dengan Jepang memberikan bantuan keuangan dan teknis ke kawasan Asia Tenggara.

Penasihat Senior Stop TB Partnership Indonesia, Prof. Tjandra Yoga menambahkan, praktik baik yang ada di Indonesia saat ini harus dilanjutkan dan diperkuat. Hal ini dapat dicapai dengan tiga cara, antara lain dengan meningkatkan angka kesembuhan, komitmen Presiden dalam bentuk Peraturan Presiden (Perpres) yang pelaksanaannya harus dipertahankan.

Terakhir, pembahasan mengenai indikator tuberkulosis harus dimasukkan dalam program Indonesia Emas 2045, tambahnya.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Previous post Kate Middleton Bikin Raja Charles III Bangga Usai Sampaikan Diganosis Kanker pada Publik, Disebut Pemberani
Next post Survei: 63 Persen Anak Muda Pakai Aplikasi Kencan Online, Sebagian Pernah Alami Hal Tak Menyenangkan