0 0
Read Time:2 Minute, 17 Second

dianrakyat.co.id, Jakarta Membahas kesehatan reproduksi dan pendidikan seks di lembaga pemasyarakatan (lapas) dinilai tidak biasa.

Bagi para narapidana, bertemu dengan lawan jenis merupakan kesempatan langka yang mereka alami. Namun bukan berarti mereka tidak membutuhkan pengetahuan tentang reproduksi.

Pada Jumat, 22 Maret 2022 siang, warga Lapas Wanita Kelas II B Yogyakarta berdiskusi tentang reproduksi sambil menunggu waktu berbuka puasa. Acara ini diselenggarakan oleh Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Andy Ritamarani dan jajarannya.

Menurut Andy, para warga binaan perempuan menyambut antusias pelatihan tersebut. Materi reproduksi bukan tentang cara memperbanyak diri, namun lebih luas dari itu.

Reproduksi yang dibahas dalam kegiatan bakti sosial (BAXUS) ini sesuai dengan kondisi, tantangan dan permasalahan terkait kesehatan reproduksi bagi narapidana.

Pembahasan ini memuat beberapa fakta terkait perempuan dan organ reproduksinya, seperti menstruasi, keputihan, dan masalah kesehatan organ kewanitaan lainnya.

Juga kanker serviks, HIV-AIDS, penyakit menular seksual dan pentingnya keluarga berencana atau keluarga berencana agar kehidupan keluarga dapat lebih direncanakan setelah masa hukuman berakhir atau setelah keluar dari penjara.

Sekitar 100 narapidana dari total 222 narapidana mengikuti penyiapan materi reproduksi. Pada sesi tanya jawab, beberapa di antara mereka melontarkan pertanyaan berbeda.

Pertanyaannya antara lain soal usia subur, waktu efektif KB IUD, siklus haid, keluhan penyakit organ kewanitaan, dan persoalan tidak mencukur bulu kemaluan karena pembatasan penjara. Membawa gunting, kata Andy dalam siaran pers. rilis Kamis (28/3/2024) .

Pembahasan mengenai kesehatan reproduksi di Lapas dibawakan oleh perwakilan BKKBN DIY, Anna Nadzife Hameed. Tujuan dari diskusi ini adalah untuk meningkatkan kesadaran para narapidana tentang kesehatan organ reproduksi dan membuat rencana keluarga ketika mereka kembali berperan di masyarakat.

Tujuan kegiatan ini dinilai menarik dan sangat penting oleh Kepala Pemasyarakatan Ovi Luliansi.

Ia juga menegaskan, selain memberikan edukasi, warga binaan juga difasilitasi untuk menyalurkan hobi dan bakatnya, misalnya di bidang seni dan kerajinan.

Gedung Lapas Wanita Yogyakarta yang dibuka pada tahun 2021 ini dapat melaksanakan kegiatan dengan kapasitas menampung 250 narapidana dan saat ini dihuni 222 orang.

“Berbagai kegiatan bisa dipilih warga, termasuk seni dan keterampilan seperti kursus membatik, menjahit, dan menjahit,” kata Oy.

Ada juga keterampilan memasak dan membuat kue serta memancing. Selain itu tentunya juga belajar agama (membaca Al-Qur’an). Ditambahkannya: Dimudahkan juga untuk melakukan kegiatan kesenian.

Lapas wanita ini juga menerima pemindahan narapidana dari Lapas Pondok Bambu. Ada pula narapidana asing, termasuk terpidana mati asal Filipina, Mary Jane, yang rupanya ikut dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini.

Mayoritas narapidana adalah perempuan usia subur dan sebagian besar tersangkut kasus narkoba. Ada narapidana yang masuk saat hamil. Ada juga yang mempunyai anak kecil.

Produk kesehatan reproduksi pasti bermanfaat bagi mereka.

Dalam kunjungan kali ini, selain memberikan bingkisan kepada warga binaan, Kepala BKKBN DIY menjelaskan dua tugas BKKBN. Artinya, pelaksanaan pengendalian penduduk melalui pertumbuhan seimbang kualitas dan fungsi terkait kesehatan reproduksi melalui keluarga berencana.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D