Seusai Gerhana Bulan 2024 Hari Ini, Gerhana Matahari Total akan Terjadi pada 8 April

Read Time:2 Minute, 21 Second

dianrakyat.co.id, JAKARTA – Datangnya bulan purnama ketiga tahun ini dibarengi dengan gerhana bulan pada Senin (25/3/2024). Fenomena ini dikenal di berbagai belahan dunia sebagai worm moon atau bulan cacing. Ada yang menyebutnya bulan kemakmuran dan bulan kredit.

Setelah gerhana bulan pada 25 Maret, dua minggu kemudian, tepatnya pada 8 April 2024, akan terjadi gerhana matahari total. Keduanya merupakan fenomena astronomi yang menarik. Tapi kenapa kedua adegan ini begitu berdekatan?

Melansir Cosmos, gerhana bulan Senin (25/3/2024) terjadi saat bulan purnama, tepatnya antara Bumi dan Matahari. Posisi ini menghalangi sinar matahari mencapai permukaan bulan.

Sedangkan gerhana matahari terjadi pada fase bulan baru, saat bulan berada di antara bumi dan bulan. Setiap 173 hari, antara 31 dan 37 hari, Bulan melintasi (atau hampir melintasi) ekliptika, jalur Matahari yang terlihat di langit tengah hari.

Ekliptika juga merupakan bidang orbit Bumi mengelilingi Matahari. Dampaknya adalah musim gerhana singkat yang bisa terjadi dua atau tiga kali gerhana matahari dan bulan di dekatnya. Akan ada dua musim gerhana pada tahun 2024, masing-masing dengan dua gerhana matahari dan dua gerhana bulan.

Musim gerhana pertama meliputi gerhana bulan penumbra (yang juga terlihat di Indonesia, Amerika Utara dan Selatan, Eropa, Asia Timur, Australia, dan Selandia Baru). Kemudian dilanjutkan dengan gerhana matahari total pada 8 April 2024 (Meksiko, sebagian Amerika Serikat, dan Kanada).

Musim gerhana kedua meliputi gerhana bulan sebagian (Eropa, Asia, Afrika, Amerika Utara, Amerika Selatan, Samudera Pasifik, Samudera Atlantik, Samudera Hindia, Arktik, Antartika). Dilanjutkan dengan gerhana matahari tahunan pada tanggal 2 Oktober (Pulau Paskah, Rapa Nui, Chile dan Argentina).

Pada musim gerhana kedua tahun 2024 terjadi hampir gerhana, namun tidak terjadi gerhana ketiga. Bergantung pada waktu dan tanggal, gerhana bulan “hampir terjadi”, namun gerhana bulan terjadi pada tanggal 17 Oktober, saat “Bulan Pemburu” tidak lagi berada dalam bayangan Bumi.

Ini mungkin tampak seperti fakta sepele, tetapi ini membantu menggambarkan cara kerja musim gerhana. Penyebab keadaan ini adalah posisi bulan yang salah, karena bulan telah terbit pada hari sebelumnya.

Apakah itu akan menjadi gerhana matahari atau gerhana bulan tergantung pada “simpul orbit bulan”. Orbit Bulan mengelilingi Bumi memiliki kemiringan lima derajat terhadap ekliptika. Untuk gerhana, Bulan harus mencapai fase baru atau fase penuh saat melintasi ekliptika.

Kedua tempat ini disebut node menaik dan node menurun. Bulan mencapai kedua simpul ini pada waktu yang berbeda setiap bulannya. Hal ini biasanya terjadi saat bulan tidak baru atau purnama sehingga tidak dapat mengalami gerhana.

Hanya pada musim gerhana saja bulan mendekati titik-titik tersebut atau sangat dekat, itulah waktu yang menyebabkan terjadinya gerhana. Hasilnya adalah musim yang singkat dimana dua (dan terkadang tiga) gerhana matahari dan bulan dapat terjadi dalam waktu dua minggu satu sama lain.

Masyarakat harus ingat untuk memakai pelindung mata yaitu kacamata gerhana untuk mengamati fenomena saat terjadi gerhana matahari. Berbeda dengan gerhana bulan yang aman dilihat dengan mata telanjang menggunakan alat optik.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Previous post 380 Ribu Data Pengguna Biznet Diduga Bocor di Dark Web, Pelaku Disebut Karyawan
Next post Jokowi Apresiasi RSUD Sibuhuan yang Punya 17 Dokter Spesialis, Siap Tangani Berbagai Penyakit Serius